IAIN Salatiga Kembangkan Pembelajaran dengan Tim RELO USA

IAIN Salatiga kembali mendapat kunjungan dari perguruan tinggi luar negeri. Kunjungan kali ini dating dari negeri paman sam, yaitu tim Regional English Language Officer (RELO). Tim RELO diwakili William Little senang bisa berkunjung ke IAIN Salatiga dan menjalin hubungan dengan IAIN Salatiga, Selasa (12/09).

William Little (Officer of the US Embassy for Indonesia) saat diwawancarai menambahkan bahwa kerjasama kedepan dapat dijalankan dengan baik antara IAIN Salatiga dan perguruan lain maupun dengan sekolah-sekolah di Indonesia. “Selanjutnya kerjasama ini juga diharapkan terjalin dengan institusi lain atau daerah lain di Indonesia dalam meningkatkan pendidikan,” ujar William.

Acara yang dikemas dengan koferensi tersebut dilaksanakan di gedung K. H . Ahmad Dahlan IAIN Salatiga. Dalam hal ini panitia pelaksana dibawah koordinasi Ketua Jurusan Tadris Bahasa Inggris Noor Malihah mengundang perwakilan dari perguruan tinggi diantarannya UKSW Salatiga, STIE AMA Salatiga, UNS, IAIN Surakarta, Universitas Veteran, Undip, UNNES, dan IAIN Purwokerto. Tidak hanya itu, panpel juga mengundang guru-guru bahasa inggris dari tingkat SMP-SMA se-Kota Salatiga.

Ketua Jurusan Tadris Bahasa Inggris Noor Malihah mengatakan kerjasama yang diawali dari Jurusan Tadris Bahasa Inggris FTIK diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran bahasa Inggris, khususnya bagi mahasiswa IAIN sendiri. Bahwa RELO sendiri merupakan perwakilan dari keduataan Amerika.

“Dengan adanya RELO ini harapannya akan mendorong kerjasama antar universitas di Indonesia khususnya IAIN, sehingga acara ini menjadi awalan yang baik untuk kerjasama dimasa mendatang,” kata Noor.

Wakil Rektor Bidang Administrasi, Keuangan, dan Perencanaan Kastolani, M.Ag. mewakili Rektor menyambut hangat kedatangan tim RELO di IAIN Salatiga.  Dia berharap dapat terjalin kerjasama lebih erat kedepannya khususnya dalam pengembangan kebahasaan dan hubungan internasional.

“Datangnya tim RELO, besar harapan kami dapat terjalin kerjasama, khusunya dalam pengembangan bahasa dan hubungan internasional,” katanya.

Karen marsh relos pecialist yang memberi paparan tentang pembelajaran bahasa yang efektif khususnya dari perspektif konten bahasa. Dalam konten bahasa peran guru tebagi menjadi dua bagian.  Pertama, konsep mengenai student center classroom, kelas yang mengedepankan siswa untuk menjadi peran utama dalam belajar saat interaksi belajar mengajar di dalam kelas. Kedua, guru tidak terlihat dominan dalam interaksi tersebut karena mengambil peran sebagai fasilitator dan designer kelas tersebut.

“Dengan model konsep tersebut sebetulnya peran guru lebih terlihat karena siswa kemudian menjadi lebih termotivasi, pikiran siswa lebih terasah, dan siswa mengikuti pola kelas dan tanpa terasa telah belajar dalam proses tersebut,” ujar Karen.

Menurut salah satu peserta Uswatun (Guru Bahasa Inggris MTs) mengatakan walaupun kelas tersebut menjanjikan hasil belajar yang lebih baik tetapi gaya belajar antara siswa satu dengan siswa yang lain terkadang berbeda. “Tetapi masih ada siswa yang tidak maumengkuti alur yang dibuat guru saat pembelajaran berlangsung walaupun sebagus apapu  guru tersebut,” katanya.

Sedangkan Miftachudin (dosen Bahasa Inggris) bahwa strategi yang paling umum adalah mengajak diskusi siswa tersebut tentang apa yang mereka inginkan. “Inilah susahnya menjadi dosen karena proses penyiapan dan penyampaian materi dan pemahaman tidak hanya terbatas saat kelas saja,” ujar Mifta.