Menuju UIN, IAIN Salatiga Teken MoU Program CT dengan Ditjen Pendis Kemenag

SALATIGA-Institut Agama Islam Negeri Salatiga menandatangani Memorandum of Understanding atau nota kesepahaman dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI terkait program Computational Thingking (CT) di madrasah. Penandatanganan nota kesepahaman tersebut dilaksanakan di Jakarta pada Selasa (8/92020). Pada kesempatan itu, ditandatangani pula secara virtual, nota kesepahaman antara Ditjen Pendis Kemenag dengan Bebras Indonesia.

Program CT tersebut merupakan ikhtiar yang dilakukan oleh Kementerian Agama untuk mengoptimalkan potensi, serta meningkatkan kompetensi dan kualitas siswa madrasah. Melalui program CT, diharapkan siswa madrasah mampu beradaptasi dengan perkembangan lingkungan di era revolusi industri 4.0.

Menurut Dirjen Pendis Kemenag, Prof. Ali Ramdhani, siswa/siswi madrasah selain harus dibekali keilmuan dan akhlak yang baik juga harus bisa menguasai cara beradaptasi dengan dinamika zaman. “Kekuatan dari masa depan adalah kekuatan digital, termasuk computational. Nah, di sini kami ingin menginjeksikan program CT sebagai proses pembelajaran di madrasah,” lanjutnya.

Prof. Ramdhani mengaku memilih piloting di daerah Salatiga karena dosen-dosen IAIN Salatiga telah berpengalaman dan berhasil melakukan tantangan Bebras CT, “Dosen-dosen di IAIN Salatiga sudah pernah menerapkan tantangan Bebras CT di beberapa siswa madrasah di pesantren. Jadi kami akan laksanakan piloting di sana.”

Rektor IAIN Salatiga, Prof. Zakiyuddin Baidhawi memandang penandatangan MOU antara IAIN Salatiga, Brebas Indonesia dan DITJEN Pendidikan Islam, merupakan peluang untuk ikut berkontribusi dan memberikan kesempatan kepada para guru dan siswa madrasah/sekolah untuk mengenal computational thinking. “Kompetensi ini (computational thinking) merupakan bagian penting dari kecerdasan milenial, yakni kecerdasan digital abad 21 yang ditandai dengan cara berpikir efisien, efektif, logis, sistematik, dan optimum,” jelasnya.

Prof. Zakiyuddin merasa bahwa mahasiswa di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga harus diberi pembekalan tentang program CT, “Jadi kelak ketika mahasiswa/mahasiswi IAIN Salatiga menjadi guru, mereka sudah memiliki nilai tambah, karena sudah memiliki skill yang tidak dimiliki calon guru dari perguruan tinggi lain.”