Pegawai Harus Punya Personal Branding

SALATIGA- -Paling tidak sebagai pegawai haru punya empat hal (empat C). Empat hal yakni Commitment, Capable, Creative, dan Communicative. Hal itu disampaikan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. dalam workshop karyawan yang diselenggarakan di Hotel Ro-In Jogjakarta, 8-9 Desember 2017.

Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. menjelaskan empat hal itu menjadi bagian penting bagi pegawai atau karyawan, khususny di IAIN Salatiga. Commitment artinya atasan maupun rekan kerja percaya bahwa ia loyal kepada lembaga, setia kepada atasan dan rekan kerja, dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya.
Capable yakni atasan dan rekan kerja parcaya bahwa ia memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaannya.

Creative yaitu atasan dan rekan kerja melihatnya memiliki ide-ide baru, dan/atau menunjukkan cara-cara baru dalam melaksanakan pekerjaan sehingga lebih efektif dan memuaskan. Sedangkan, Communicative yakni atasan,rekan kerja atau klien merasa nyaman bekerja sama dan berhubungan dengannya.

“Keindahan sebuah patung, terletak pada bentuknya. Sedangkan kebaikan seorang manusia, nampak dalam bekerjanya,“ kata Rektor IAIN Salatiga yang juga di tulis pada facebook.

Rektor IAIN Salatiga berharap, dalam hal keberagamaan kampus, seperti di makkah dan madinah. Kemudian dalam hal pentaan lingkungan dan pelayanan kampus seperti di Eropa dan Amerika (bersih, nyaman, manusiawi, lingkungan, dan satwa terjaga). Dan terakhir, dalam hal etos kerja dan kejujuran seperti di korea dan  jepang Dalam hal sopan-santun dan keramah-tamahan seperti priyayi jawa.

Sementara itu, H. ZainaL Ilmi, S. Ag., M.Pd.I dari Trainer LQ7  Kalimantan Selatan slaku pengisi materi workshop Spiritual Character Building dalam rangka peningkatan sumber daya pegawai mengatakan, ada tiga alasan utama mengapa Indonesia memerlukan revolusi mental.

Pertama, sebagai bangsa kita kehilangan nilai-nilai Integritas seperti dalam berbangsa dan bernegara dilakukan dengan cara-cara tidak jujur, tidak memegang etika dan moral, tidak bertanggung jawab, tidak dapat diandalkan serta tidak bisa dipercaya. Kedua, dalam bidang perekonomian kita tertinggal jauh dari negara lain, karena kehilangan etos kerja keras, daya juang, daya saing, semangat mandiri, kreatifitas dan semangat Inovatif.

Kemudian ketiga, sebagai bangsa kita merasa krisis Identitas. Karakter kuat Indonesia sebagai bangsa yang mempunyai semangat gotong royong, saling bekerja sama demi kemajuan bangsa yang kini mulai meluntur, kita harus mengembalikan karakter Indonesia ke watak luhurnya, yaitu gotong royong.

Menurut ZainaL Ilmi, revolusi mental adalah gerakan nasional untuk mengubah cara pandang, pola pikir, sikap-sikap, nilai-nilai dan perilaku Bangsa Indonesia demi terwujudnya bangsa yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian. “Revolusi mental dengan kata lain dapat dikatakan sebagai gerakan hidup baru bangsa Indonesia, gerakan yang dimulai dari diri sendiri dan berdampak luas,” ujar lumni magister IAIN Antasari Banjarmasin. (zid/humas)