Program Pascasarjana Bakal Kaji Islam Indonesia Di ICONIS 2019

SALATIGA – Menguatnya gerakan konservatif dan adanya kecenderungan populisme Islam di Indonesia sehingga rawan membawa kelompok masyarakat pada sikap beragama yang berlebihan mendapat perhatian serius dari kalangan akademisi.

Pada 7-8 Agustus mendatang Program Pascasarjana IAIN Salatiga kembali menggelar International Conference on Islam and Muslim Societies (ICONIS) 2019 dengan tema Civil Islam Indonesia : Moderat, Konservatif, dan Populis.

Direktur Program Pascasarjana IAIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. mengatakan fenomena munculnya corak keislaman Indonesia yang dinilai terlalu condong ekstrim ke kiri atau ke kanan perlu dilakukan kajian mendalam agar ada rumusan kembali praktik beragama sesuai kultur dan budaya Nusantara.

“Sebetulnya tema yang kami akan tahun ini ada kaitannya dengan konferensi 2018 lalu. Hanya saja para peserta difokuskan menggali faktor penyebab fenomena tersebut lebih jauh,” terangnya kepada media masa, seusai rapat terbatas di  Gedung Ahmad Dahlan Komplek Kampus 3 IAIN Salatiga, Senin (11/3/2019)

Menurut Prof. Zakiyuddin saat ini ekspresi keislaman Indonesia terjebak pada persimpangan antara konservatif, populis, dan moderat sehingga bentuknya kurang jelas. Ia menambahkan kecenderungan yang ada apabila tidak disikapi dapat membawa isu Islam ke eksrim kanan atau kiri dan menjadi berbahaya.

Dikatakannya, melalui konferensi yang ada nanti dimana peserta tidak hanya akademisi, peneliti, namun juga peminat kajian keislaman dapat dirumuskan bersama faktor-faktor penyebab dan kecenderungan kelompok masing-masing.

“Hasilnya nanti kami sampaikan kepada pemerintah supaya dapat membuat terobosan langkah-langkah yang lebih baik sesuai budaya Nusantara,” katanya.

Lebih lanjut ia menegaskan dari pertemuan nanti juga akan ditawarkan kepada peserta mengenai konsep Islam moderat yang selama ini telah dipraktikkan namun kurang begitu dipahami kalangan internasional sebagai sebuah jalan tengah.

Ketua Panitia ICONIS 2019 IAIN Salatiga, Dr. Noor Malihah menerangkan acara tersebut nantinya akan melibatkan ratusan peserta baik akademisi dalam negeri maupun luar sesuai tema atau topik yang telah ditentukan panitia.

Dia menjelaskan dari keseluruhan makalah yang terkumpul sebanyak seratus judul karya ilmiah untuk kemudian secara bergantian dipresentasikan dihadapan peserta lain.

“Ini acara kali kedua sejak tahun 2018 terbuka untuk umum dosen, peneliti, pengamat dari berbagai perguruan tinggi termasuk dari luar negeri,” jelasnya

Pada tahun lalu kata dia, beberapa peserta dari Malaysia, Singapura, India, dan Amerika. Untuk pendaftaran peserta dibuka hingga 11 Maret 2019 pengisian formulir sedang ringkasan makalah sampai 28 April 2019 dan tulisan penuh maksimal 21 Juni 2019.

Rektor IAIN Salatiga, Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. berharap dengan adanya konferensi yang ada nanti dapat menjadi sarana jawaban persoalan ditengah masyarakat melalui kajian akademik.

Munculnya gerakan populisme Islam seperti 212 yang terjadi nanti akan dibahas secara terbuka melalui diskusi panel guna mengetahui faktor-faktor penyebab didalamnya.

“Jadi tugas perguruan tinggi itu tidak hanya melakukan pengajaran tapi juga penelitian serta hasilnya disampaikan kepada publik melalui kegiatan konferensi nanti,” pungkasnya. IAINSalatiga-#AKSI (zid/hms)