Rektor: Ibadah dan Etos Kerja Selalu Beriringan

SEMARANG-Shalat sebagai tiang agama. Orang yang mampu menangkap esensi, memahami hikmah dan menghayatinya, berpengaruh terhadap perilakunya dalam bekerja (dalam etos kerjanya). Sedangkan nilai-nilai shalat yang berhubungan dengan etos kerja dapat terbagi menjadi lima.

Pertama niat Ikhlas, yakni memiliki kekuatan visi yang sangat kuat. Tujuan hidup ini tidak hanya terbatas dunia, tapi juga akhirat. Tujuan amal tidak hanya sebatas gugur kewajiban, tetapi mendapatkan ridlo Allah.

Kemudian nilai kedua mengindarkan diri dari perbuatan keji dan munkar. Menjauhkan diri dari perilaku tidak baik dalam bekerja, dengan dasar keyakinan Allah Maha Melihat, Allah Maha Menghitung/Mencatat.

Pada nilai ketiga yakni nilai-nilai kedisiplinan, biasa sholat tepat waktu, mestinya biasa disiplin bekerja. Kalau sholat tidak mau melakukan hal-hal yang membatalkan sholat, maka saat bekerja tidak akan melakukan hal-hal yang menurunkan nilai kerjanya.

Nilai keempat adalah fokusing; orang yang shalatnya khusyu’, tuma’ninah, kalau bekerja akan bisa fokus, konsentrasi pada pekerjaan, berusaha menyelesaikan target/tugasnya sebaik mungkin.

Dan nilai kelima yakni peduli pada orang lain. Setelah selesai shalat, mengucapkan salam kepada orang-orang di sampingnya. Di lingkungan kerja, ia akan berusaha menebarkan salam, kedamaian dan kasih sayang kepada teman kerja, tidak menyakitinya.

“Kebahagiaan bergantung pada disiplin diri. Diri kita sendiri adalah hambatan terbesar bagi kebahagiaan kita sendiri. Jauh lebih mudah untuk bertempur dengan (mengalahkan) masyarakat atau orang lain daripada melawan sifat (buruk) kita sendiri,” kata Rektor IAIN Salatiga, Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. saat memberikan materi dalam acara Peningkatan Sumber Daya Manusia pegawai IAIN Salatiga, di Hotel @Home Semarang, Jum’at-Sabtu (02-03/11/2018).

Sementara itu, Sholihin, M.Hum. dari Widyaiswara Balai Diklat Kementerian Agama R.I menyampaikan bahwa dalam pengembangan diri yang bekerja serta meningkatkan etos kerja dapat dibagi menjadi lima.

“Harus memberi dan memperoleh manfaat; Mau menerima perubahan; Mau menerima perbedaan; Mau bermusyawarah dan mufakat; dan Berpegang Regulasi,” terang Sholihin. IAINSalatiga-#AKSI (zid_hms)