Salah Satu Wisudawan terbaik, Daftar Kuliah Modal Nekat

Peni Nur Hidayati, mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) tercatat sebagai salah satu wisudawan terbaik pada Wisuda Program Sarjana dan Program Pascasarjana ke-5 Tahun 2016/2017 IAIN Salatiga periode April 2017. Peni, seperti itulah sapaan akrab ia dikalangan teman-temannya. Wisudawan kelahiran 1993, mendapat kado istimewa. Pasalnya dibulan kelahirannya ini, ia juga mendapat predikat wisudawan terbaik dengan nilai IPK 3,77.

Gadis sederhana kelahiran Kabupaten Semarang ini merupakan salah satu aktivis mahasiswa selama dua periode yang mampu merampungkan studinya selama 7 semester, tepatnya 3 tahun 7 bulan. Berasal dari keluarga ekonomi lemah tidak membuat Peni patah asa saat menempuh pendidikan. Jenjang demi jengang ia lalui, meski sempat tidak mendapat izin orang tua untuk melanjutkan di perguruan tinggi. Namun, di minta untuk bekerja terlebih dulu, karena kemampuan ekonomi. Selang waktu tidak lama dari ia bekerja, orang tua menderita sakit cukup lama. 

“Setelah itu saya izin mau kuliah, akhirnya diizinkan orang tua asal dengan biaya sendiri dan dengan modal nekad akhirnya saya mendaftar di STAIN Salatiga, yang sekarang sudah jadi IAIN Salatiga,” ujar Peni saat diwawancarai.

Peni juga aktif di organisasi mahasiwa, seperti HMJ Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan LDK Fatir Ar-Rasyid, tahun 2014 sampai 2016. Saat kuliah, Peni juga sempat berjualan pulsa dan makanan ringan kurang lebih selama satu setengah tahun. Selain itu, bersama teman-teman di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) juga pernah berjualan makanan. Ide berjualan didasari karena dulu masih terbatasnya kantin dan mendapat amanah dari teman-teman di UKM. Disamping itu, berjualan pulsa dan makanan ia lakoni dengan alasan untuk tambahan uang bensin dan tambahan uang saku selama kuliah.

“Jangan takut ikut organisasi, karena percaya deh, organisasi tidak akan mempengaruhi IPK asal dengan manfaatkan waktu dan kesempatan sebaik mungkin,” terang Peni yang pernah menjadi aktivis salah satu organisasi mahasiswa di IAIN Salatiga.

Anak kedua dari Abdul Hadi dan Muntamah ini mempunyai banyak alasan mengapa ia memilih di IAIN Salatiga. Namun, beberapa alasannya yakni biaya yang ringan dan dapat membantu orang tua disaat tidak ada jadwal kuliah. Kedua orang tua yang berprofesi seorang petani, tidak menyurutkan niatnya untuk membahagiakan serta membantu orang tua dan mencari ilmu.  Anak Abdul Hadi dan Muntamah juga mempunyai keahlian menjahit, dan sekarang ia dirumah juga menerima pesanan jahit personal/individu.

“Banyak alasan yang melatarbelakangi untuk kuliah di IAIN Salatiga ini, tapi yang terpenting saya ingin kuliah dan mencari ilmu terus,” imbuh anak kedua dari dua bersaudara ini.

Abdul Hadi merasa bangga dengan prestasi akademik anak bungsunya ini. Hadi tidak menyangka bahwa anaknya merupakan salah satu wisudawan terbaik dari delapan wisudawan terbaik. Semoga apa yang menjadi cita-cita anak kami dapat terwujud, dan terima kasih kepada IAIN Salatiga yang telah membimbing anak kami selama kuliah.

“Kami merasa bersyukur atas apa yang dicapai Peni, dan kami tidak menyangka kalau anak kami mendapat predikat terbaik di IAIN Salatiga,” terang Abdul Hadi.

Peni yang dikenal mandiri merasa berkesan saat kuliah di IAIN Salatiga. Kampus yang nyaman, para dosen dan staff ramah dalam pelayanan, mahasiswa yang humble, dan fasilitas yang memadahi.  Dara yang berulang tahun di bulan April ini merasa betah kuliah di IAIN Salatiga, sehingga ia dapat membutikan dengan nilai IPK memuaskan. 

“Sebenarnya saya masih ingin melanjutkan lagi, tapi ya kerja dululah, sembari nabung buat sekolah lagi dan membantu orang tua,” pungkasnya.