SAMBUTAN REKTOR PADA PELANTIKAN PENGURUS SENAT MAHASISWA, DEWAN MAHASISWA, DAN UNIT KEGIATAN MAHASISWA IAIN SALATIGA MASA BAKTI TAHUN 2017

Bismillaahirrahmaanirrahim.

 Assalaamu’alaikum w.w.

Yang saya hormati para Wakil Rektor, Dekan, Wakil Dekan dan seluruh pejabat di lingkungan IAIN Salatiga.

Para Pengurus Senat Mahasiswa, Dewan Mahasiswa dan Unit Kegiatan Mahasiswa yang saya cintai, saya banggakan dan selalu saya doakan bagi keberhasilan hidupnya.

Hadirin sekalian yang berbahagia.

 Puji dan syukur kita sanjungkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian, khususnya kepada para mahasiswa, yang mendapatkan kesempatan dan kepercayaan untuk menjadi aktivis dan pengurus Organisasi Kemahasiswaan.

Sholawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW., beserta para keluarga, sahabat dan pengikutnya yang setia.

Sebelum menyampaikan sambutan serta pesan-pesan untuk mahasiswa, saya sampaikan terima kasih kepada Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja sama, beserta seluruh jajarannya, serta segenap pengurus periode sebelumnya, yang telah menyelenggarakan proses reorganisasi ini dengan lancar sesuai waktu yang diagendakan, sehingga hari ini dapat dilaksanakan pelantikan. Terima kasih dan penghargaan yang tulus kami sampaikan kepada pengurus masa bakti tahun 2016, yang telah bekerja dengan baik, mendedikasikan dan tenaga untuk Kampus IAIN Salatiga ini.

 Selanjutnya, saya ucapkan selamat kepada para mahasiswa yang hari ini dilantik sebagai pengurus Sema, Dema dan UKM IAIN Salatiga, masa bakti tahun 2017. Sikapilah kesempatan ini dengan penuh kesyukuran, karena hanya sebagian kecil mahasiswa yang berkesempatan menjadi aktifis dan pengurus  organisasi intra kampus. Kita tidak tahu akan ke mana jalur kehidupan kita ke depan, namun kita tahu bahwa setiap tahapan adalah bagian dari rencana besar Allah bagi kehidupan kita di masa depan. Demikian pula kehadiran kita sebagai pengurus organisasi kemahasiswaan ini, tentunya adalah bagian dari rencana Allah yang akan kita ketahui gambarannya bertahun-tahun kemudian.

Menjadi pengurus organisasi kemahasiswaan, harus siap bekerja maksimal. Hal ini akan menjadi bekal kita pada saat nanti memasuki dunia kerja. Seorang mantan aktivis, saat memasuki dunia kerja ia telah siap bekerja. Sebaliknya mereka yang selama kuliah tidak pernah aktif, maka saat memasuki dunia kerja, mereka akan terlebih dahulu belajar bekerja sama dengan orang lain, tanggap dan responsif terhadap permasalahan yang dihadapi. 

Oleh karena itu, gunakan kesempatan ini secara maksimal dengan siap menjadi laksana jarum detik pada sebuah jam. Ia tidak melihat apakah temannya bergerak atau hanya sesekali saja bergerak, namun ia terus berlari, berkeja dan berinovasi. Karena hanya dengan cara itu jam (organisasi) itu akan hidup dan dirasakan keberadaannya. Bila kita berhenti berlari, karena melihat teman kita juga tidak bergerak, maka organisasi itu pun akan berhenti.

Pada kesempatan ini, kami pesankan kepada para pengurus organisasi mahasiswa, agar dalam menjalankan program dan kegiatannya, mendukung pada terwujudnya Visi IAIN Salatiga, yaitu: “Tahun 2030 menjadi rujukan studi Islam-Indonesia, bagi terwujudnya masyarakat damai bermartabat”. Kita tahu bahwa dunia saat ini sedang melirik pada Islam Indonesia yang damai, toleran dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Untuk itu IAIN Salatiga harus ambil bagian dan menyuarakan dan memasarkan Islam-Indonesia ke dunia Internasional.

 Kami juga berharap para pengurus organisasi kemahasiswaan ini menjadi bagian penting dalam penciptaan budaya kampus IAIN Salatiga, yang mengadopsi empat ciri budaya bangsa-bangsa di dunia, yang seharusnya merupakan cerminan nilai-budaya Islam.

Pertama, religiusitas warga kampus, yang ditandai dengan banyaknya sivitas akademika dan karyawan yang melaksanakan sholat jamaah di masjid-masjid kampus, atau tempat lain yang ditentukan. Kita mengidealkan, semangat religiusitas masyarkat kampus kita suatu saat akan seperti di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

 Kedua, penataan lingkungan, kebersihan, dan pelayanan di kampus diharapkan akan bisa sebagaimana di negara-negara barat. Kita berharap memiliki lingkungan yang bersih, sejuk, nyaman serta semangat melayani dengan penuh penghormatan dan siap membatu orang lain.

Ketiga, kita berharap sivitas akademika memiliki etos keilmua, etos kerja, serta kejujuran sebagaimana Jepang, Korea Selatan, dan sebagainya. Semua mahasiswa memiliki semangat keilmuan yang tinggi. Semua dosen dan karyawan memiliki semangat kerja yang tinggi. Dan, kita berharap di kampus ini tidak ada kehilangan. Bila ada barang tertinggal atau terjatuh, maka akan dapat didapatkan kembali oleh pemiliknya. Inilah salah satu ciri penting kampus islami yang kita dambakan.

Keempat, dalam relasi antar individu, marilah kita lestarikan nilai budaya Jawa, yang penuh keramahan, sopan-santun, unggah-ungguh (Tawadlu’) dan sebagainya. Nilai-nilai ini tidak akan lekang oleh jaman. Kapan dan di mana pun, orang yang mampu menempatkan diri dan mau menghargai orang lain, pastilah akan mendapatkan apresiasi.

 Sebelum saya akhiri, satu lagi pesan yang ingin saya sampaikan kepada para mahasiswa, yaitu: “Apabila kita diberikan amanah kecil, kemudian kita tunaikan dengan kesungguhan yang besar, maka berarti kita sedang menyiapkan diri untuk diberikan amanah yang lebih besar”.

 Demikian yang bisa saya sampaikan, selamat bekerja, semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk dan kekuatan kepada kita semua.

 

Wassalaamu’alaikum ww.