IAIN Salatiga Mendapat Penghargaan Pengelola Jurnal Internasional Terbaik

Jakarta — Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga mendapat penghargaan sebagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Terbaik bidang Penelitian dan Publikasi Ilmiah dalam Pengelolaan Jurnal Internasional. Penghargaan tersebut diberikan dalam acara pembukaan Annual Conference Research on Proposal (ACRP) Tahun Anggaran 2020, di Hotel Horison Gran Serpong Tangerang, Rabu (18/09/2019).

Sebagaimana diketahui bersama bahwa penghargaan ini diberikan atas prestasi yang diraih oleh salah satu jurnal pada IAIN Salatiga “Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies” yang telah berhasil menjadi Jurnal pertama dan satu-satunya di Indonesia yang dapat menembus The Best Quartile 1 (Q1) di Schimago Journal Rank (SJR)

Usai menerima penghargaan tersebut, Rektor IAIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. mengatakan bahwa penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi sekaligus pengakuan Kementerian Agama atas prestasi dan karya IAIN Salatiga, terutama para pejuang jurnalnya. Penghargaan ini juga merupakan nikmat dan jawaban Allah yang patut disyukuri atas ikhtiar serta tak kenal lelah dan bosan untuk membesarkan jurnal ilmiah dan nama baik institut.

Prof. Dr. Zakiyuddin juga berharap agar sivitas akademika dan khususnya para penggiat jurnal tidak berpuas diri. “Jadikan momentum ini sebagai motivasi untuk meraih milestone terbaik pada bidang-bidang lainnya,” harapnya.

Sementara itu, dalam pembukaan ACRP, Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Kamaruddin Amin menekankan, bahwa penelitian yang dibiayai oleh Kementerian Agama, harus memiliki dampak dan kualitas yang bisa dirasakan oleh masyarakat.

“Riset yang dibiayai oleh Kementerian Agama harus terlihat dampak keilmuan, dampak ekonomi, dampak politik, dampak sosial, dan dampak lainnya,” tutur Kamaruddin Amin.

Menurutnya, akademisi ditantang untuk melahirkan karya-karya monumental. Kamaruddin mencontohkan kalangan orientalis yang mampu melahirkan karya-karya monumental dan cukup mempengaruhi dunia. “Penelitian harus dapat mengkapitalisasi potensi kita di Indonesia. Dengan perkataan lain, produk penelitian ini harus berdampak dan menyentuh pada kehidupan masyarakat,” tegasnya.

“Produk penelitian harus bisa kita publish pada jurnal-jurnal bereputasi tinggi,” sambungnya.

Guru Besar UIN Alauddin Makassar ini menilai secara kuantitas penelitian dosen PTKI sudah sangat banyak. Namun, secara kualitas masih perlu dieksplore dengan baik. “Ke depan, harus ada peningkatan riset secara kualitatif. Peneliti PTKIN dan PTKIS juga harus bisa mengakses berbagai sumber pendanaan penelitian di luar Kementerian,” tandasnya.

ACRP ke-3 mengusung tema “Meneguhkan Khittah PTKI sebagai Basis Moderasi Beragama melalui Penelitian, Publikasi Ilmiah, dan Pengabdian kepada Masyarakat”. IAINSalatiga-#AKSI (hms/zi/am)