Perkuat Komitmen Moderasi Beragama, IAIN Salatiga Resmikan Center for Wasathiyah Islam

SALATIGA-Institut Agama Islam Negeri Salatiga meresmikan Center for Wasathiyah Islam pada Jumat (4/9/2020). Rektor IAIN Salatiga mengatakan bahwa Center for Wasathiyah Islam tersebut hand in hand/bergandengan dengan visi Kota Salatiga sebagai The City of Harmony dan sejalan sejalan dengan mandat Kementerian Agama untuk membumikan moderasi beragama.

“Sabagai satker di bawah Kementerian Agama, kami akan berusaha meneruskan misi besar untuk menciptakan Islam yang wasathiyah. Selain itu, adanya Center of Wasathiyah Islam juga sejalan dengan visi-misi UIN Salatiga, yaitu untuk menjadi salah satu pusat rujukan studi Islam di Indonesia,” ujarnya.

Dirinya berharap dengan adanya Center of Wasathiyah Islam itu, IAIN Salatiga dapat terus menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama yang diprioritaskan oleh Kementerian Agama serta dapat terus bekerja sama dengan Pemerintah Kota Salatiga untuk meningkatkan dan menjaga branding The City of Harmony.

“Dalam rangka menyuburkan moderasi beragama, IAIN Salatiga sebagai perguruan tinggi memiliki kewajiban untuk mengembangkan budaya kampus yang mencerminkan nilai-nilai wasathiyah Islam. Visi dari UIN Salatiga sendiri diturunkan dari kata wasathiyah itu sendiri, yaitu menjadi pusat keluhuran moderasi Islam, pusat keluhuran saintek dan seni, serta keluhuran martabat kemanusiaan,” tambahnya.

Selain meresmikan Center of Wasathiyah Islam, pada saat yang bersamaan IAIN Salatiga juga mengadakan Talkshow Moderasi Beragama yang diisi oleh Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, KH. Zainut Tauhid Sa’adi dan Wakil Wali Kota Salatiga, Muh. Haris, S.S., M.Si..

Pada kesempatan tersebut, Wamenag mengatakan bahwa kecintaan terhadap tanah air dan kecintaan pada agama tidak dapat dipisahkan. “Perjuangan para pahlawan yang melahirkan konsep cinta tanah air dan cinta agama itu perlu kita sampaikan kepada generasi penerus. Tidak hanya nilai-nilainya tetapi juga pengejawantahannya,” ujarnya.

Selanjutnya KH. Zainut Tauhid menjelaskan bahwa pesan moderasi beragama dalam Islam sejatinya mengakarkan nilai-nilai kebaikan dan kedamaian. Islam sebagai rahmat semesta alam hanya akan dapat terwujud jika masyarakat dapat menerapkan Islam wasathiyah.

“Di era disrupsi ini, nilai-nilai luhur mulai luntur karena kecepatan perkembangan teknologi dan ketidak-bijakan masyarakat memanfaatkannya. Intoleransi terjadi karena perubahan cara komunikasi kita, yang awalnya kita berkomunikasi dengan tatap muka, sekarang banyak komunikasi di dunia maya yang lebih mengandalkan emosi. Jika tidak dilakukan tabayyun, informasi yang bebas diakses dapat mengecoh dan menyebabkan konflik,” jelasnya.

Moderasi beragama, menurut Wamenag, dapat menjadi salah satu solusi mengatasi hal tersebut. “Saya berharap Center for Wasathiyah Islam di IAIN Salatiga bisa jadi pusat untuk belajar, meneliti, dan menganalisis secara strategis moderasi beragama,” harapnya.

Sementara, Wakil Wali Kota Salatiga menyampaikan tentang pentingnya pengarus-utamaan moderasi dalam pembangunan daerah. “Salatiga ini bukan kota agraris, bukan juga kota industri. Maka branding sebagai kota yang moderat dan toleran bisa jadi salah satu elemen yang dapat mengungkit perputaran roda ekonomi,” ungkapnya.

Muh. Haris menjelaskan bahwa moderasi beragama bukan sesuatu yang berdiri sendiri dan terjadi dengan sendirinya, melainkan hasil dari peraturan yang dibuat. Dalam paparannya, Ia menyampaikan ada empat hal yang bisa menciptakan moderasi beragama di suatu daerah, “Yang pertama proyek pembangunan pendidikan, kedua pembangunan ekonomi, ketiga tata ruang/pembangunan fasilitas publik, dan yang terakhir adanya forum komunikasi antar masyarakat.”

Semakin sejahtera dan baik pendidikan yang di dapat masyarakat suatu daerah, maka akan semakin mudah bagi mereka untuk menghargai orang lain, membuka hati dan pikiran untuk menerima perbedaan. Tata kelola ruang dan fasilitas publik yang baik akan menjadi sarana terbentuknya forum komunikasi antar masyarakat serta komunitas. Interaksi sehat yang terbentuk dari forum komunikasi dan komunitas itu akan mendorong warga melihat adanya perbedaan dan belajar menghargainya.

Pada hari yang sama, IAIN Salatiga juga mengadakan Forum Discussion Group tentang Pengembangan Kelembagaan PTKI bersama Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Prof. Ali Ramdhani dan Staf Khusus Menteri Agama, Kevin Haikal, S.H.