Seminar Ekonomi Islam Jurusan Syariah STAIN Salatiga

Seminar Ekonomi Islam Jurusan Syariah STAIN Salatiga

Ekonomi Islam sebenarnya masih dalam tahapan perkembangan yang sangat awal. Bahkan belum ada negara yang secara berani menggunakan ekonomi Islam, secara holistic,  dalam menjalankan seluruh denyut nadi ekonomi negaranya. Secara teoritis ekonomi Islam belum memiliki bangunan keilmuan yang mantap, untuk tidak dikatakan belum memiliki sama sekali. Kalangan ilmuan masih belum berhasil membangun ekonomi Islam dalam konteks ontologi, epistemology, dan aksiology-nya secara meyakinkan.

Berbicara ekonomi Islam sebenarnya terdapat dua kata yang memiliki domain berbeda, yaitu ekonomi dan Islam. Ekonomi adalah science, dan Islam adalah religion. Oleh karena itu ekonomi Islam sebenarnya merupakan perkawinan antara ilmu dan agama yang memiliki muatan yang saling melengkapi. Kalangan akademisi sepakat bahwa perlu adanya pembongkaran paham dikotomi antara ilmu (ekonomi) dan agama. Dalam diskusi relasi science and religion telah disepakati bahwa perlu dilakukan harmonisasi dan sinerji antara keduanya. Sebagai science maka ekonomi Islam harus mampu menyajikan penalaran yang logic sebagai syarat ilmu pengetahuan.

Paparan-paparn itu yang disampaikan oleh para pembicara dalam Seminar Nasional Ekonomi Islam yang diadakan oleh Jurusan Syariah STAIN Salatiga, dengan tema ’ Masa Depan Studi-studi Ekonomi Syariah: Upaya menata program studi ekonomi syariah pasca terbitnya peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 1429 Tahun 2012’, pada Kamis, 06 Desember 2012 bertempat di Hotel Laras Asri Salatiga. Sebagai nara sumber dihadirkan dari kalangan akademisi dan praktisi, terdiri dari; Dr. Euis Amalia, dosen Ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, MB Hendrie Anto, SE, M.Sc, dan A. Affandi Mahfudz, M.Ec, Ph D. Acara diikuti oleh para dosen, mahasiswa, dan praktisi ekonomi Islam.(sg)