Isi Kuliah Umum, Prof. Agus Minta Mahasiswa Baru IAIN Salatiga jadi Pelopor Pengembangan Sains

SALATIGA-Penulis buku Ayat-Ayat Semesta, Prof. Agus Purwanto, M.Sc, D.Sc meminta mahasiswa baru Institut Agama Islam Negeri Salatiga untuk jadi pelopor dalam pengembangan sains/ilmu pengetahuan. Hal tersebut disampaikan dalam Kuliah Umum IAIN Salatiga tahun akademik 2020/2021 yang dilaksanakan secara virtual pada Kamis (1/10/2020). Pada acara bertema Wasathiyah Islam: Kepeloporan Sains di PTKI itu, Prof. Agus mengatakan bahwa di era revolusi industri 4.0 teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang sangat cepat.

“Manusia selama berabad-abad terus mengembangakan pengetahuan dan teknologi. Sekarang ini banyak sekali hasil dari kemajuan peradaban yang dapat kita nikmati. Tetapi jika perkembangan dan kemajuan ini tidak diiringi dengan kemampuan manajemen yang baik akan terjadi krisis dan muncul berbagai persoalan,” urainya.

Dirinya mencotohkan, dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, manusia dapat mengambil manfaat dari nuklir. Sebaliknya, jika pengetahuan tentang nuklir ini tidak dikelola dengan baik, bencana seperti bocornya reaktor nuklir akan mengancam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Selanjutnya, dosen dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya itu menjelaskan bahwa relasi integrasi antara sains dan agama bisa jadi salah satu keunggulan dan awal mula kepeloporan sains di PTKI (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam).

“Di dalam Al-Quran banyak sekali ayat-ayat kauliyah mengenai alam dan seisinya. Itu jadi salah satu sumber pengetahuan. Nah, di sinilah sivitas akademik PTKI, termasuk IAIN Salatiga berperan. Ayat-ayat dalam Al-Quran tersebut susah dipahami oleh orang awan, harus dibantu dan dijabarkan oleh orang-orang yang punya ilmu Bahasa Arab, Ilmu Balaghah, Ilmu Tafsir, dan sebagainya. Rumpun keilmuan yang disebutkan terakhir tadi adalah keahlian dan distingsi dari PTKI,” jelasnya.

Prof. Agus juga mengajak mahasiswa baru IAIN Salatiga untuk menjadi pribadi yang produktif dan menghindari budaya konsumtif, “Kebanyakan mental anak Indonesia itu sudah manja dari kecil. Coba kita lihat berapa banyak anak usia SD di Indonesia yang sudah bisa mengendarai motor? Banyak sekali. Kita beli motor pabrikan Jepang, tapi kita tidak dapat produksi sendiri. Mental konsumtif harus ditekan, sedangkan mental produktif harus terus diasah.”

Dalam sambutan pembukaannya, Rektor IAIN Salatiga, Prof. Zakiyuddin Baidhawy menyampaikan bahwa bersamaan dengan Hari Kesaktian Pancasila, mahasiswa baru di IAIN Salatiga mengadakan kuliah umum. Hal itu sangat penting mengingat semangat dalam Hari Kesaktian Pancasila adalah bagaimana mencapai kemerdekaan yang sejati.

“Pancasila adalah ideologi negara; hasil dari konsesus seluruh masyarakat Indonesia. Yang perlu kita ingat adalah kemerdekaan yang dicapai dan tercermin dalam Pancasila merupakan kemerdekaan yang paripurna, tidak hanya merdeka secara fisik dari para penjajah, namun juga harus bebas, merdeka, berdaulat secara politik, ekonomi, dan kebudayaan,” katanya.

Lebih lanjut, Prof. Zakiyuddin mengatakan bahwa dalam Islamisasi pengetahuan, dikotomi ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan Islam harus dihilangkan, “Di era sekarang, pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan mono-disiplin ilmu pengetahuan; pendekatan dalam memecahkan masalah haruslah menggunakan pendekatan multi-disiplin. IAIN Salatiga harus jadi pelopor di dalam proses belajar dan transfer ilmu. Hal ini tercermin dalam visi-misi UIN salatiga yang diturunkan dari kata washatiyah, yaitu: Menjadi pusat unggulan moderasi Islam, kepeloporan sains teknologi dan seni demi keluhuran martabat kemanusiaan.”

Wakil Rektor bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan, Prof. Moh. Saerozi, dalam laporannya mengatakan bahwa pada tahun akademik 2020/2021, ada 2889 mahasiswa baru di IAIN Salatiga dengan rincian 510 mahasiswa dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, 567 mahasiswa dari Fakultas Syariah, 535 mahasiswa dari Fakultas Dakwah, 584 mahasiswa dari Fakultas Ushuludin, Adab, dan Humaniora, serta 702 mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Dari jumlah tersebut 1955 di antarannya adalah perempuan dan 943 sisanya adalah laki-laki.