Mitapasa Ikut Temu Wicara Kenal Medan, Bahas Isu Lingkungan

SALATIGA – – Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Mitapasa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga ikuti Temu Wicara Kenal Medan (TWKM) ke-29 tanggal 23-28 Oktober 2017 di Graha Insan Cita Depok, akhir pekan lalu. Kegiatan itu diselenggarakan Marpala Universitas Bung Karno Jakarta dengan mengusung tema “Aktualisasi Mahasiswa Pecinta Alam Terhadap Ancaman Bencana Geologis”.

Acara tersebut sedikitnya diikuti 841 peserta dari berbagai mahasiswa pecinta alam (Mapala) Se-Indonesia. TWKM merupakan kegiatan pertemuan antara mahasiswa pecinta alam (Mapala) tingkat Universitas. Agenda ini adalah agenda yang rutin dilaksanakan untuk mempertemukan anggota Mapala se-Indonesia baik itu dari perguruan tinggi negeri maupun swasta.

Pertemuan ini diadakan setiap satu tahun sekali. Dalam kegiatan TWKM dibagi menjadi dua sesuai dengan namanya yaitu TemuWicara dan Kenal Medan. Temu Wicara adalah kegiatan pertemuan dari anggota-anggota mapala se-Indonesia yang dikumpulkan dalam sebuah forum untuk membahas isu lingkungan hidup yang sudah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi.

Selain membahas tentang isu-isu lingkungan hidup temu wicara juga membahas tentang masalah keorganisasian dan kerusakan lingkungan yang terjadi di seluruh Indonesia. Pada TWKM tahun ini tema yang diambil adalah “Aktualisasi Mahasiswa Pecinta  Alam Terhadap Ancaman Bencana Ekologis.”

Dari tema tersebut diharapkan mahasiswa pecinta alam sebagai organisasi pegiat alam sebagai pilar utama dari ancaman-ancaman ekologis yang terjadi di Indonesia. Kenal Medan sendiri adalah kegiatan pengenalan medan alam sekitar dari mapala penyelenggara, yang di tahun ini yaitu Marpala Universitas Bung Karno.

Kegiatan kenal medan yaitu meliputi Gunung Hutan (Mountenering), Panjat Tebing (Rock Climbing), Penyusuran Goa (Caving), Pengarungan Sungai (Rafting), Lingkungan Hidup (Environment). Untuk di tahun ini sendiri kegiatan gunung hutan/pendakian gunung dilakukan di Gunung Gede, penelusuran goa dilakukan di Goa Cioray, pemanjatan tebing dilakukan di Tebing Jeger, pengarungan sungai dilakukan di Sungai Cianten, dan kegiatan pelestarian lingkungan hidup dilakukan di Pulau Pari.

Hasil kegiatan tahunan Mapala se-Indonesia diharapkan bisa memberimanfaat bagi masyarakat. “Dengan diadakannya kegiatan TWKM ini bisa berdampak positif tidak hanya hagi pencinta alam di Indonesia. Tetapi juga member kontribusi pada Negara dalam menghadapi bencana dan member solusi terhadap kerusakan lingkungan,” kata Melanesia Vanin, KetuaPelaksana TWKM ke-29. (SR/Mapala Mitapasa)