Peranan Pendidik Dalam Era Disrupsi Tak Tergantikan

SALATIGA – Meski era disrupsi dan revolusi industri 4.0 memberikan sejumlah dampak terhadap dunia pendidikan, namun peran pendidik tidak pernah tergantikan oleh kecerdasan buatan. Untuk itu, pendidik mesti terus meningkatkan kompetensi dan melihat tantangan sebagai peluang dalam meningkatkan mutu.

Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Dr. Agus Waluyo, M.Ag. mengungkapkan kecanggihan teknologi memudahkan siapa pun memperoleh ilmu pengetahuan secara mudah dan cuma-cuma. Namun, peran mendidik hanya bisa dilakukan oleh pendidik yang tidak hanya meningkatkan kompetensi peserta didik, namun juga mengajarkan nilai-nilai yang sejalan dengan prinsip kemanusiaan.

”Para dosen, mahasiswa, dan lulusan dituntut dapat beradaptasi dengan perubahan. Namun proses pendidikan harus menyentuh pada taraf kenyataan sosial yang sebenarnya,” ujar dia dalam upacara Hari Pendidikan Nasional di kampus III, Sidorejo, Salatiga, Rabu (2/5).

Sejalan dengan itu, dalam sambutan tertulis Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menyampaikan bahwa kebutuhan pada era kemajuan teknologi, antara lain rencana pembangunan universitas siber (Cyber University) yang dipersiapkan untuk pembelajaran dalam jaringan. Ke depan, pengembangan pendidikan jarak jauh diharapkan mampu meningkatkan akses masyarakat dalam menempuh pendidikan tinggi berkualitas.

Saat ini, lanjut dia, angka partisipasi kasar atau APK pendidikan tinggi baru 31,5 persen. Dengan terobosan ini, diharapkan mampu mencapai 40 persen pada tahun 2022-2023.

Di sisi lain, peningkatan kompetensi dosen dan mahasiswa menjadi hal yang mutlak dilakukan, di samping peran untuk membumikan keilmuan. Ilmu bertujuan untuk memajukan harkat dan martabat manusia dan bukan sebaliknya.

Untuk itu, pendidik mesti menguasai, bukan dikuasai oleh kemajuan. Dengan itu, tema yang diambil oleh Kemristek dan Dikti dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional 2018 adalah ”Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan”.

Rektor IAIN Salatiga Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. secara terpisah mengatakan perguruan tinggi bukan hanya menjadi pendukung melainkan sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi perubahan masyarakat. Untuk itu, perguruan tinggi perlu meningkatkan peran bagi perubahan dan inovasi-inovasi sosial dalam era disruptif ini. “Semua itu mesti dilandasi dengan semangat mencintai bangsa dan negara, dengan mengikuti perkembangan tanpa meniggalkan peran utama,” ujarnya.* (zid/hms)