Prof. Zakiyuddin: Jurnal Ilmiah Tumbuhkan Kecendekiawanan di Era Virtual Crowd

SALATIGA-Jurnal ilmiah bisa dijadikan alat untuk melawan tantangan yang muncul di era virtual crowd. Hal tersebut dikatakan Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag saat menjadi narasumber pada Webinar Tadarus Litapdimas Seri ke-9 (Penelitian, Publikasi Ilmiah, dan Pengabdian kepada Masyarakat) yang diselenggarakan Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama pada Selasa (30/06/2020). Menurutnya, jurnal ilmiah memiliki peran yang strategis di era virtual crowd. “Era virtual crowd maksudnya adalah era di mana semua informasi dapat dicari di internet. Saat ini manusia mendapatkan kebebasan serta dukungan dalam ruang dan waktu untuk menempa kecendekiawanan,” ujarnya.

Selanjutnya Prof. Zakiyuddin menjelaskan bahwa adanya kemudahan mencari informasi di era virtual crowd juga membawa tantangan di lain sisi, “Beberapa fenomena baru yang lahir di era ini antara lain adalah lahirmya otoritas baru sebagai penantang otoritas yang sudah lama mapan. Selain itu, ada pula ketergantungan manusia pada literasi instan dan massif. Padahal literasi seperti itu cenderung kehilangan kedalaman dan keluasan.”

Editor in Chief Jurnal IJIMS itu juga mengkhawatirkan sikap sebagian masyarakat yang merasa tidak penting pada kehadiran para akademisi dan intelektual karena hampir semua informasi sudah disediakan di internet, “Tantangan di era virtual crowd yang mengkhawatirkan itu tadi sedikit banyak bisa dijawab dengan hadirnya jurnal ilmiah, karena penulisan karya ilmiah adalah salah satu instrumen yang dapat menumbuhkan kecendekiawanan.”

Dalam webinar dengan tema “Kecendekiawanan dalam Jurnal Bereputasi” tersebut, Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Imam Safei mengatakan bahwa tema itu dipilih sebagai apresiasi atas prestasi yang dicapai jurnal-jurnal PTKI. “Tema tentang Kecendekiawanan dalam Jurnal Bereputasi ini diambil sebagai apresiasi. Capaian terbaru adalah tahun 2020 ini, ada lima jurnal PTKI yang masuk kriteria Q1 dan Q2. Prestasi ini harus bisa terus dikembangkan, agar lebih banyak jurnal di lingkungan PTKI yang masuk kriteria Q1. Selain itu, kualitas kecendekiawanan di lingkungan PTKI memang harus dijaga, agar bisa jadi panutan masyarakat” katanya.

Senada dengan Imam Safei, Kasubdit Litapdimas, Suwendi mengatakan bahwa Kementerian Agama akan terus berupaya mendukung perkembangan jurnal PTKI. “Kami akan dukung perkembangan jurnal ilmiah, kami sediakan platform pendukungnya, seperti Moraref, Morabase, dan Morabin. Temuan Penting dan perkembangan ilmu pengerahuan dapat disebarluaskan melalui jurnal ilmiah, sehingga nantinya bisa memberikan manfaat bagi kemanusiaan di era internet ini,” lanjutnya.

Sebagai bagian dari perayaan dan penghargaan, Tadarus Liptadimas seri sembilan mengundang pengelola lima jurnal PTKI bereputasi yang telah masuk kriteria Q1 dan Q2 pada tahun 2020. Kelima jurnal itu ialah Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies (IJIMS) dari IAIN Salatiga, Journal of Indonesian Islam (JIIs) dari UIN Sunan Ampel Surabaya, Qudus International Journal of Islamic Studies (QIJIS) dari IAIN Qudus, Studia Islamika dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Al-Jamiáh dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Para pengelola diundang untuk menyampaikan pembahasan mengenai kecendekiawanan dan perjurnalan dengan pengalaman masing-masing.

Webinar tersebut juga diikuti sejumlah narasumber, antara lain: Khoirun Niam (Excutive Editor JIIs), Wahiburrahman (Editor-In-Chief QIJIS), Ismatu Rofi (Studia Islamika) dan Ratno Lukito (Al-Jamiáh). Acara yang berlangsung dari jam 10.00 hingga 12.30 itu diikuti lebih dari 500 peserta melalui aplikasi Zoom dan ribuan lainnya menyaksikan melalui saluran YouTube Diktis TV. Peserta terdiri dari para peneliti, dosen, pengelola jurnal, pengurus LP2M seluruh Indonesia, dan lainnya.