Selaraskan Visi-Misi, IAIN Salatiga Adakan Rakor bersama DTT

SALATIGA-Institut Agama Islam Negeri Salatiga mengadakan rapat koordinasi (rakor) bersama Dosen Tidak Tetap (DTT) di Aula gedung KH. Hasyim Asy’ari Kampus III IAIN Salatiga pada Selasa (11/2/2020). Menurut Rektor IAIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin Bhaidawy, M.Ag, kegiatan tersebut dilaksanakan untuk menyelaraskan visi dan misi sehingga Dosen Tidak Tetap dapat berkontribusi lebih untuk mengembangkan institusi. Visi IAIN Salatiga adalah pada tahun 2030 menjadi rujukan studi Islam-Indonesia bagi terwujudnya masyarakat damai bermartabat.

“Menjadi rujukan dalam visi IAIN Salatiga itu maksudnya kita bisa didatangi dan diundang untuk menyebarkan dan menularkan ilmu yang kita miliki. Lebih jauh, apa yang dihasilkan IAIN Salatiga banyak disitasi/dikutip untuk memajukan ilmu pengetahuan,” jelasnya di hadapan ratusan DTT yang hadir.

Lebih lanjut, Rektor IAIN Salatiga menjelaskan langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai visi tersebut, antara lain dengan menyelenggarakan pendidikan dan penelitian dalam berbagai disiplin ilmu keislaman berbasis nilai-nilai keindonesian; menyelenggarakan pengabdian berbasis riset; mengembangkan budaya kampus yang mencerminkan nilai Islam-Indonesia; dan menyelenggarakan pengelolaan pendidikan tinggi yang profesional dan akuntabel.

Visi dan misi yang disusun IAIN Salatiga itu menurutnya sudah disesuaikan dan sejalan dengan visi-misi pemerintahan. Selain itu, Prof. Zakiyuddin mengatakan bahwa IAIN Salatiga sedang dalam upaya untuk mendata ulang DTT. “Penataan ulang data DTT ini diperlukan agar komunikasi yang terjalin antara DTT dan IAIN Salatiga tidak hanya sebatas mengajar lalu pulang, tapi diperlukan pula silaturahmi dan silatulfikri. Dengan memperkuat silatulfikri atau brainstorming, saya rasa Indonesia melalui IAIN Salatiga sebagai PTKIN akan bisa jadi salah satu alternatif pusat kajian Islam,” katanya.

Senada dengan Prof. Zakiyuddin, Wakil Rektor bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan IAIN Salatiga, Prof. Dr. Muh. Saerozi, M.Ag mengatakan bahwa maksud dan tujuan diadakannya rapat koordinasi tersebut adalah untuk menyamakan persepsi. “Menyamakan persepsi antara DTT dan IAIN Salatiga sebagai lembaga akan menjadi penting karena dosen akan menghadapi mahasiswa yang datang dari berbagai latar belakang,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Prof. Saerozi juga meminta DTT untuk memahami kegiatan internal di IAIN Salatiga, “DTT sebaiknya juga mengetahui hal-hal yang saat ini mungkin banyak ditanyakan seperti penerimaan mahasiswa baru dan proses alih status menjadi UIN.”

“Perubahan terkait DTT yang perlu diperhatikan adalah, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku mulai semester genap 2019/2020 istilah Dosen Tidak Tetap menggantikan Dosen Luar Biasa; DTT harus tidak memiliki NIDN/NIDK/NUPTK/NPK; kampus akan mengusahakan sekurang-kurangnya, DTT akan mendapat NUP; dan paket jam mengajar sebanyak 8-20 SKS,” pungkasnya menjelaskan. Setelah mengikuti sesi pengarahan dari Rektor dan Wakil Rektor bidang Akademik, dan Pengembangan Kelembagaan IAIN Salatiga, para DTT mengikuti sesi dinamika kelompok dan sesi hipnoterepi.