Tiga Mahasiswa Jadi Pemakalah di The 2nd Borneo Undergraduate Academic Forum

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga mengirimkan tiga delegasi terbaiknya untuk mempresentasikan hasil riset mereka pada kegiatan “The 2nd Borneo Undergraduate Academic Forum (BUAF)” 17-20 Juli 2017, di Banjarmasin.

Kegiatan BUAF sangat positif untuk mengembangkan semangat dan skill penelitian mahasiswa sekaligus sebagai ajang silaturrahim antar peneliti. Keterlibatan mahasiswa dari beberapa PTKIN juga dapat digunakan sebagai tolak ukur seberapa besar iklim penelitian mahasiswa dikembangkan di kampus tersebut. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaa dan Kerjasama menyarankan agar para dosen dan unit kelembagaan di kampus IAIN Salatiga lebih meningkatkan pendampingan mahasiswa dalam melakukan penelitian dan penulisan ilmiah.

“Saya sendiri sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaa dan Kerjasama sudah bertekad untuk mendukung penuh para peneliti mahasiswa yang papernya lolos untuk dipresentasikan di forum-forum internasional dalam bentuk menanggung biaya delegasi mereka seperti tiga mahasiswa yang kita kirim tahun ini ke Banjarmasin,” ujar Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, IAIN Salatiga Moh. Khusen, Senin (17/07).

Ia menerangkan, “The 2nd BUAF diikuti oleh 60 mahasiswa strata satu dari beberapa kampus yang ada di tiga Negara. Tiga  Negara tersebut yakni Indonesia, Malaysia dan Thailand, dan menghadirkan empat pembicara tamu dari tiga negara juga, yakni dari Indonesia, Malaysia, dan Mesir.

Pada tahun ini forum akademik yang berlangsung di UIN Antasari Banjarmasin mengusung tema, “Contemporary Islam in The Eyes of Young Researches”. BUAF adalah forum akademik Borneo yang diperuntukkan bagi mahasiswa strata satu untuk mempresentasikan hasil riset yang telah mereka teliti.

“BUAF pertama kali digagas di IAIN Pontianak tahun 2016, IAIN Salatiga mengirimkan delegasi dan kedua di UIN Antasari Banjarmasin tahun ini kembali mengirimkan delegasi sebanyak tiga mahasiswa, di tahun 2018 mendakan akan dilaksanakan di IAIN Palangka Raya dengan harapan akan lebih banyak lagi delegasi dari IAIN Salatiga,” ungkapnya.

Tiga delegasi mahasiswa tersebut yaitu Sifa Arif Setiawan Jurusan Tadris Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dengan judul makalah Relevansi Pancasila dalam Islam Nusantara, Tio Famor Gunawan Jurusan Perbankkan Syariah Fakultas Ekonomi & Bisnis Islam dengan judul makalah Lingkar Setan Media Elektronik; Pembatal Pahala Puasa di Era Digital,dan Siti Robikah Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuludin dan Adab Humaniora dengan judul makalah Contextual Interpetations Of The Qur’an; Telaah Hermenutika Inklusif Nur Hamid Abu Zayd.

Salah satu pemakalah Tio Famor Gunawan dalam makalahnya menyampaikan bahwa pembatalan pahala puasa di era digital (komtemporer) dapat dapat dilakukan oleh berbagai kalangan dewasa atau anak-anak sekalipun. Adapun tindakan yang dapat membatalkan pahala puasa di era digital tersebut antara lain menyebarkan informasi diberbagai media social yang bersifat bohong (hoak).

“Alangkah baiknya seorang mukmin yang berpuasa hendaknya selain melakukan ibadah wajib juga melakukan ibadah-ibadah sunah maupun membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an secara maksimal, bukan menyebarkan informasi hoak, menonton televise, bermain game online, atau bermain social media secara berlarut-larut,” ujarnya dalam memaparkan riset makalahnya.  

Kegiatan “The 2nd BUAF” tersebut dibarengi dengan penandatanganan nota kesepahaman sebagai Konsorsium Penyelenggara BUAF antara empat PTKIN Wilayah Kalimantan, yaitu IAIN Pontianak, UIN Antasari Banjarmasin, IAIN Palangka Raya, dan IAIN Samarinda.