UIN Salatiga PTKIN Masa Depan Paling Diminati

SALATIGA-Menjelang alih status menjadi universitas, Institut Agama Islam Negeri Salatiga masuk lima besar IAIN yang paling diminati di Indonesia. Capaian lima besar tahun ini juga menjanjikan UIN Salatiga sebagai PTKIN paling diminati di masa depan. Menurut laporan panitia UM-PTKIN, sebanyak 6.186 calon mahasiswa baru mendaftar di IAIN Salatiga melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) tahun 2020.

Rektor IAIN Salaiga, Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag menilai hal tersebut sebagai cerminan keseriusan IAIN Salatiga untuk alih status menjadi UIN, “Kami bersyukur animo dan kepercayaan masyarakat terhadap IAIN Salatiga terus meningkat dari tahun ke tahun. Mengingat kami akan beralih status menjadi universitas, pada tahun-tahun yang akan datang, kami akan lebih proaktif dan progresif menjaring calon mahasiswa.”

Sedangkan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan menanggapi banyaknya mahasiswa baru yang memilih IAIN Salatiga sebagai langkah yang tepat, “Minat calon mahasiswa mendaftar ke IAIN Salatiga sangat tepat, karena kampus ini berprestasi dalam banyak aspek; seperti memiliki jurnal ilmiah yang bereputasi internasional dan menduduki peringkat 30 besar jurnal terbaik dunia dalam kategori religious studies/kajian keagamaan. Hal ini belum dimiliki oleh lembaga lainnya. Selain itu, Kota Salatiga dikenal sebagai miniatur Indonesia/The City of Harmony. Lingkungan multikultural seperti Salatiga akan memberi dampak positif untuk perkembangan mahasiswa,” terang Prof. Dr. Saerozi.

Secara umum, peserta seleksi UM-PTKIN tahun 2020 mencapai angka 135.444 dengan rincian 45.924 peserta laki-laki, 87.005 peserta perempuan. Jumlah peserta kategori jurusan IPA sebanyak 9.769 orang dan IPS sebanyak 123.160 orang. “Meskipun dilakukan di tengah pandemi, peserta yang mengikuti seleksi meningkat tajam. Artinya PTKIN sudah mendapatkan hati di tengah masyarakat,” kata Wakil Menteri Agama Indonesia, H. Zainut Tauhid Sa’adi pada acara telekonferensi di Sekretariat Panitia Nasional Pelaksanaan SPAN-UM PTKIN, Rabu (5/8/2020).

UM-PTKIN tahun 2020 diselenggarakan menggunakan Sistem Seleksi Elektronik (SEE) secara daring sejak Senin (3/8) hingga Kamis (6/8). Menurut Wamenag Zainut Tauhid, pelaksanaan ujian dengan SSE dan secara daring dapat menjadi contoh untuk pelaksanaan ujian yang lebih efisien di tengah pandemi. “Seleksi UM-PTKIN ini adalah ikhtiar bersama untuk membangun sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Seleksi yang dilaksanakan secara daring dengan teknologi yang ada ini adalah sebuah inovasi yang bisa jadi model percontohan karena lebih efektif dan efisien. Dan langkah ini adalah langkah pertama, perguruan tinggi lain belum melaksanakan,” jelasnya.

Ujian dengan SSE daring dipilih agar tidak menimbulkan kerumunan massa sejak pendaftaran hingga proses seleksi. Wamenag menilai langkah ini adalah milestone baru untuk PTKIN, “Ini artinya PTKIN dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.”

Ketua Umum UM-PTKIN, Prof. Dr. Mahmud menyampaikan bahwa seleksi UM-PTKIN tahun 2020 menggunakan dua kriteria, “Kriteria pertama adalah nilai rapor yang telah dimasukkan oleh masing-masing peserta saat mendaftar, dan ujian secara online/daring.”

Selanjutnya Prof. Mahmud menjelaskan bahwa peserta ujian UM-PTKIN tersebar di 59 Panitia Lokal PTKIN termasuk Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Singaperbangsa Karawang. Ujian SSE dilaksanakan dalam tiga sesi setiap harinya. Setiap sesi terdiri dari sekitar 11 ribu peserta dengan jumlah pengawas sebanyak 579 orang per sesi (6.948 pengawas selama empat hari ujian).