Seminar Internasional: ASEAN Economic Community (AEC) 2015: Prospect and Challenge for Islamic Higher Education

Dalam rangka peresmian alih status, lembaga Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga mengadakan Seminar Internasional pada Sabtu (28/2) di Ball Room Hotel Laras Asri Salatiga. Seminar yang mengusung tema Asean Economic Community (AEC) 2015Prospect and Challenge for Islamic Higher Education ini diikuti oleh sekitar 250 peserta yang terdiri dari dosen, kepala sekolah, ulama’, perwakilan kantor dinas, mahasiswa serta tamu undangan.

Hadir sebagai keynote speaker atau pembicara kunci yaitu Menteri Ketenagakerjaan RI, Hanif Dhakiri. Dalam penyampaiannya, Hanif Dhakiri menyampaikan beberapa hal mengenai Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan dilaksanakan pada Desember mendatang.

Hanif Dhakiri, menteri dalam kabinet Presiden Jokowi yang dulu merupakan alumni IAIN Program Studi Bahasa Arab ini menambahkan bahwa tenaga kerja Indonesia masih rendah dalam hal kompetitif. Mereka harus berhadapan dengan berbagai tantangan seperti percepatan peningkatan kompetensi di semua sektor, sertifikasi profesi, serta tenaga kerja asing.

“Percepatan ini bertujuan agar tenaga kerja di Indonesia diakui keprofesiannya, supaya dapat diterima dalam sektor formal ketika dibawa bekerja atau dibutuhkan tenaganya di luar negeri,” tuturnya.

Rektor IAIN Salatiga, Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., menuturkan bahwa dari seminar ini diharapkan dapat memunculkan pemikiran tentang bagaimana pengembangan pendidikan tinggi dalam merespon tantangan keterbukaan melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Tampil sebagai narasumber dalam seminar ini yaitu John Hope (dosen Uneversity of Auckland, New Zeland), Misnan Ardiansyah (Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), dan Zulkiplie Abdul Ghani (Timbalan Naib Counselor Akademik Antar Bangsa, University Sains Islam Malaysia).

Dalam materinya, para narasumber memberikan pengarahan mengenai Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan dihadapi Indonesia serta negara-negara di Asia Tenggara lainnya. Selain itu, disampaikan pula kontroversi pelaksanaan MEA 2015 di Indonesia. Selain itu juga dijelaskan tantangan dan peluang lembaga pendidikan tinggi Islam dalam menghadapi MEA 2015 tersebut. (afs)