Driver-Satpam IAIN Salatiga Ikuti Pelatihan Pengoperasian Ambulans

SALATIGA-Puluhan driver dan satuan pengamanan Institut Agama Islam Negeri Salatiga mengikuti Pelatihan Penanganan Kondisi Darurat Kesehatan dan Teknis Pengoperasian Ambulans di Kampus III IAIN Salatiga pada Rabu (17/02/2021). Pada kesempatan tersebut, hadir perwakilan dari Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Salatiga dan perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Salatiga.

Materi pertama disampaikan oleh IPDA M. Agus Yatim dari Satlantas Salatiga. Menurutnya, selain harus memiliki skill, pengendara ambulans juga harus memiliki lisensi, “Sebagai garda depan dalam pertolongan pertama, driver ambulans dan satuan pengamanan harus memiliki skill untuk melakukan proses evakuasi. Selanjutnya yang juga tidak kalah penting, adalah kepemilikan lisensi untuk menjalankan kendaraan operasional ambulans. Siapa saja yang mengendarai ambulans minimal harus memiliki SIM A.”

Selain itu, dirinya juga menekankan bahwa pengendara harus sehat secara fisik dan mental serta bisa mengemudi di bawah tekanan. “Membawa mobil ambulans adalah tanggung jawab yang besar. Karena ada nyawa yang harus diselamatkan, driver ambulans harus dapat bekerja prima di bawah tekanan. Driver harus bisa fokus dan konsentrasi agar seluruh penumpang yang ia bawa selamat,” katanya.

Agus menambahkan bahwa pertolongan pertama yang harus diberikan sebelum dan saat masa pandemi berbeda, maka driver dan satuan pengamanan juga harus mempertimbangkan hal tersebut, “Dulu sebelum pandemi, saat ada yang butuh pertolongan menggunakan ambulans bisa langsung kita angkut. Tapi sekarang, di masa pandemi ini, kita juga perlu memproteksi diri, minimal menggunakan masker dan memakai sarung tangan. Jika merasa tidak yakin dan tidak sanggup bisa langsung menghubungi pihak berwenang terkait seperti Dinas Kesehatan Kota.” Dirinya juga mengingatkan driver agar selalu mengecek keadaan oli mesin, air radiator, lampu, dan kondisi ban mobil ambulans secara berkala dan sebelum berangkat.

Selanjutnya materi penanganan kondisi darurat dipaparkan oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Salatiga, Nurul Ahmad, S.Kep dan Nova Heri, S. Kep. “Bantuan Hidup Dasar adalah hal yang harus dikuasai untuk menolong dan mengatasi situasi kedaruratan. Keahlian paling dasar adalah resusitasi jantung paru/cardiopulmonary resuscitation (RJP/CPR). Jika tidak ada alat, kita bisa maksimalkan kedua tangan kita untuk melakukan RJP,” jelasnya.

Menurut Nurul, tubuh manusia akan mengalami kecacatan bahkan kematian jika tidak ada suplai oksigen selama tiga sampai delapan menit. “Bantuan Dasar Hidup/BHD sangat penting dilakukan, berdasarkan kejadian di lapangan, jika ada keterlambatan BHD dalam satu menit, 98 dari 100 orang yang mengalami situasi darurat akan selamat. Sedangkan jika kita telambat 3 menit, kita hanya akan bisa menyelamatkan separuh dari orang yang mengalami situasi darurat,” ujar Nurul.

Dirinya menambahkan, sebelum melakukan pertolongan pertama harus dipastikan penolong dan korban berada di wilayah yang aman, selanjutnya cek pernapasan dan denyut jantung, jika situasi tidak memungkinkan, penolong harus meminta bantuan kepada pihak yang lebih ahli. Lebih lanjut, Nurul menjelaskan beberapa indikasi BHD yang biasanya ditemui, seperti tenggelam, stroke, tersengat listrik, tersumbat benda asing, keracunan, dan overdosis.

Selain pemaparan materi, peserta juga berkesempatan untuk melakukan praktik langsung di lapangan dipandu oleh para pemateri.