IAIN Salatiga Adakan Sosialisasi IKU sebagai Sarana Persiapan Transformasi ke UIN

SALATIGA-Institut Agama Islam Negeri Salatiga mengadakan Sosialisasi Indikator Kinerja Utama (IKU) di Ruang Teater Gedung KH. Hasyim Asy’ari Kampus III IAIN Salatiga pada Kamis (19/11/2020). Kegiatan yang diikuti oleh jajaran pejabat struktural dan non-struktural, pimpinan akademik, kepala program studi, serta dekan-dekan di lingkungan IAIN Salatiga tersebut diisi oleh Kepala Satuan Pengawasan Internal (SPI) UIN Walisongo Semarang, Andi Fadhlan, S.Si, M.Sc.

Rektor IAIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag dalam sambutan pembukaannya mengatakan bahwa saat ini IAIN Salatiga sedang memantaskan diri untuk beralih status menjadi universitas dan satuan kerja Badan Layanan Umum (BLU). “Mengakhiri tahun ini, kami ingin memperbaiki tata kelola yang ada, agar nantinya semua hal dapat terukur dengan baik. Selain itu kami juga giat melakukan studi banding ke lembaga-lembaga yang memiliki tata kelola yang lebih baik agar ketika kami kembali ke IAIN Salatiga kami dapat insight baru yang membangun,” katanya.

Prof. Zakiyuddin menilai kegiatan seperti Sosialisai IKU tersebut sangat penting dilaksanakan, “Di masa yang akan datang, kami akan melakukan sosialisasi IKU secara berkala agar apa yang kami lakukan dalam rentang waktu satu tahun dapat terukur sesuai dengan renstra dan kinerja kami dapat meningkat.”

Selanjutnya, Kepala SPI UIN Walisongo memaparkan materi terkait IKU dan SPI. “Sebelumnya, yang perlu diingat adalah bahwa adanya Satuan Pengawasan Internal/SPI bertujuan untuk mengawal tata kelola agar institusi menjadi lebih baik. Maka dari itu, proses pengawasan membutuhkan orang-orang yang tegar di dalamnya,” ujarnya.

Menurutnya, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh perguruan tinggi, seperti: kurangnya pemahaman terhadap arah perkembangan, terbiasa dengan keadaan yang nyaman, takut menghadapi persaingan, terikat dengan kebiasaan lama, dan adanya konflik kepentingan. “Konflik kepentingan yang terjadi di suatu instansi dapat diselesaikan dengan menerapkan manajemen risiko,” tambahnya.

Andi Fadhlan, M.Sc kemudian menguraikan apa saja reformasi yang harus terjadi di institusi perguruan tinggi, “Perguruan Tinggi harus dapat menerapkan good university govermance, yaitu mengubah sistem manajemen klasik birokrasi ke manajemen modern fleksibel. Selain itu, perguruan tinggi juga harus bisa mengadopsi nilai-nilai budaya korporasi pada organisasi sektor publik dengan memaksimalkan akses sumber daya/aset yang dimiliki sebagai sumber pendapatan.”

Reformasi di Perguruan Tinggi lainnya adalah menggeser manajemen keuangan menuju pengelolaan keuangan ekonomis, efisien, efektif, dan produktif, serta melakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan. “Secara umum, IKU berguna untuk memperjelas kemajuan pelaksanaan kebijakan dan program kegiatan; menciptakan konsesus bersama untuk menghindari kesalahan interpretasi dalam pelaksanaan kebijakan; dan membangun dasar bagi pengukuran analisis, dan evaluasi organisasi,” jelasnya.

Selain itu, Kepala SPI UIN Walisongo mengatakan bahwa Indikator Kinerja Utama harus memenuhi kriteria seperti: spesifik, terukur, mudah disetujui, realistik, terikat waktu, dan berkembang secara terus-menerus. “Penetapan IKU harus melalui langkah-langkah identifikasi kinerja, penyusunan daftar awal IKU, melakukan penilaian, serta langkah terakhir adalah memilih dan menetapkan IKU.”

Terakhir, Andi menjelaskan tentang jenis IKU, “Secara umum IKU dibedakan menjadi tipe cascading direct, cascading indirect, dan IKU non-cascading.” “Prestasi IAIN Salatiga sudah sangat banyak, hal ini adalah modal yang sangat bagus. Ke depannya harus ada targer renstra/IKU yang lebih baik,” pungkasnya.