Prof. Zakiyuddin: Pandemi Tingkatkan Peluang Literasi Ekonomi Syariah Digital

Pandemi COVID-19 yang menyerang masyarakat dunia telah menciptakan kenormalan baru. Setidaknya ada empat pergeseran perilaku masyarakat (society megashift) yang terjadi akibat pandemi, yaitu: keharusan untuk tinggal di rumah, mengedepankan aktivitas virtual, meningkatkan empati dalam masyarakat, dan berubahnya bottom of pyramid. Kebijakan untuk tinggal di rumah yang dikeluarkan pemerintah membuat aktivitas virtual yang menggunakan media dalam jaringan meningkat; termasuk proses belajar-mengajar.

Rektor IAIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy mengatakan bahwa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang tercipta karena pandemi COVID-19 yang tengah berlangsung dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan literasi ekonomi syariah digital pada semua lapisan masyarakat. Hal tersebut disampaikan dalam Talkshow Forum Rektor bertajuk Peluang dan Tantangan Pendidikan Jarak Jauh Program Studi Ekonomi Syariah pada Rabu (13/5/2020).

Dalam acara yang diadakan secara daring itu, Prof. Zakiyuddin menjelaskan langkah-langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan literasi ekonomi syariah digital, “Di tengah kondisi seperti ini, kita dapat mengadakan pelatihan dan pendidikan untuk pelaku industri dan masyarakat yang terdampak pandemi secara online, membuat Iklan Layanan Masyarakat (ILM) pada media, membuat direktori halal yang berisi daftar barang dan jasa tersertifikasi halal, mengadakan talkshow daring khusus melalui media yang dapat dijangkau masyarakat, serta membuat program pendidikan dan dakwah virtual tentang produk halal yang dibuat semenarik mungkin.”

Selain itu, literasi ekonomi syariah digital dapat ditingkatkan dengan menciptakan dan menyosialisasikan Halal Center melalui media sosial, “Mahasiswa dapat meramaikan gerakan halal life style dan menguatkan nuansa gaya hidup halal, serta dapat juga membentuk Online Halal Galery.”

Selanjutnya dalam acara yang diselenggarakan oleh Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah itu, Prof. Zakiyuddin menyampaikan apa saja keuntungan dan tantangan yang dihadapi program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Menurutnya PJJ bersifat lebih terbuka, mandiri, memiliki daya jangkau luas dan waktu akses yang fleksibel, serta bisa diakses oleh semua usia. Di balik itu, fasilitas yang belum merata, kurangnya kreativitas dalam kelas, dan tingkat kejenuhan tinggi dapat menjadi tantangan dalam PJJ yang harus dipecahkan.

Editor in Chief Jurnal IJIMS tersebut menyampaikan bahwa pihaknya di IAIN Salatiga terus berusaha untuk mengevaluasi program PJJ dan memperbaikinya. Sejauh ini, IAIN Salatiga sudah menyediakan E-Class yang dapat diakses oleh semua sivitas akademika, dan menggunakan berbagai alternatif media untuk memperlancar PJJ seperti Edmodo, Google Meet, Google Classroom, Zomm, dan aplikasi perpesanan semacam Whatsapp. Mencermati belum meratanya fasilitas yang dimiliki mahasiswa, IAIN Salatiga juga mejalin kerja sama dengan provider agar program PJJ dapat diakses oleh semua mahasiswa.

Rektor IAIN Salatiga menjamin selama pandemi berlangsung, kegiatan pembelajaran tetap bermutu dan berkualitas. “Kami berusaha agar proses pembelajaran selama pandemi tidak mengurangi substansi akademik. Kami akan pastikan capaian pembelajaran dan beban studi tetap sama dengan yang didapat sebelum pandemi berlangsung. Evaluasi hasil belajar berbasis TIK akan terus diadakan sejalan dengan pemantauan berkala untuk melakukan penjaminan mutu internal dan eksternal,” pungkasnya.