Selalu Ada Kejutan Di November

Kuliah adalah prioritas, tetapi hal itu tidak menghalangi saya untuk terus aktif berkarya dan membantu sesama. Berada di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) membuat banyak belajar hidup bersosialisasi, bertemu orang baru, membangun jaringan, menghadapi birokrasi kampus, dan indahnya berbagi ilmu. Kado spesial yang bisa diberika kepada orang tua adalah dengan cara lulus tepat waktu.

Gadis Temanggung kelahiran November 1994 merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Muhlisun dan Nurkhayati patut berbangga sebagai orang tua yang memiliki gadis yang energik sekaligus cerdas, karena dapat merampungkan studi dengan tepat dan segudang prestasi.

Novia Fajar Masyitoh besar di Kabupaten Temanggung sangat bersyukur berada dikeluarga yang kental dengan kehidupan religious. Ayah yang bekerja sebagai Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) di Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung dan Ibu bekerja sebagai Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Jamiyah Karangtejo Kedu telah mendidik anak gadisnya untuk tetap berada dijalur agama.

Setelah selesai masa-masa dengan seragam merah putih, Novia hijrah dari Kedu untuk melanjutkan di Madrasah Tsanawiah Negeri (MTsN) Model Parakan. Ayah jarang mengantar Novia ke sekolah, sehingga harus menggunakan bus jurusan Magelang-Sukerojo sekitar 30 menit. Orang tua Novia selalu mengajarkan sikap mandiri sejak dini, mungkin karena Ia anak pertama dan harus memberikan contoh yang baik kepada adik-adik saya.

“Saya selalu mendapatkan peringkat 5 besar di setiap semester sampai kelas 9. Saat tiba hari kelulusan, Ayah saya segera membawa selembar surat kelulusan beserta nilai-nilainya. Ternyata saya mendapatkan nilai dengan rata-rata 9. Nilai yang tidak pernah saya duga sebelumnya,” ujar gadis Temanggung.

Usai tamat MTs Novia berniat untuk melanjutkan ke SMAN favorit di Temanggung, namun orang tua berkehendak lain dan meminta untuk melajutkan di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) MAN 1 Surakarta. Novia sempat bingung harus memilih antara 2 sekolah tersebut, akhirnya pilihan jatuh di jalur religius MAPK.

Berada di MAPK gerbang dimana Novia mengenal dunia luar. “Dimana anak panah harus lepas dari busurnya untuk mencapai tujuanya,” katanya. Berangkat pagi pulang sore dan lanjut rutinitas pondok adalah jalan yang harus kami tempuh. Mulai dari ilmu keagamaan hingga kebahasaan semua dipelajari.

Tersesat di jalan prestasi

Impian lulus dari MAPK yakni melanjutkan di universitas negeri ternama dengan konsentrasi Sastra Inggris atau paling tidak Ilmu Komunikasi. Namun, beberapa jalur untuk menembus universitas ternama sangat susah dan pada akhirnya harus hengkang dari niat tersebut. “Ternyata saya masih punya satu tiket lagi untuk masuk Universitas berbasis Islam tanpa jalur tes. Akhirnya pilihan itu jatuh di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga karena saya tergiur dengan program KKI,” terangnya.

Menjadi mahasiswa program Kelas Khusus Internasional (KKI) Jurusan Tadris Bahasa Inggris (TBI) dengan SKS yang segudang, rata-rata 38 SKS setiap semester dan sudah biasa bagi kami. Tetapi melalui program KKI itulah Novia mendapatkan kesempatan exchange ke Negeri Kanguru (Australia) dan Gajah Putih Thailand). 

Gagal medapat kesempatan untuk kuliah di universitas dan jurusan impian, akhirnya justru mendapatkan dua-duanya di IAIN Salatiga. Menjadi mahasiswa program KKI jurusan Tadris Bahasa Inggris yang juga sekaligus turun di dunia broadcast. “Besi itu harus di tempa untuk menjadi sebuah pedang dan Rencana Allah adalah rencana yang terbaik,” tutur Novia.

Nah, karna Novia  tipe gadis yang tidak terlalu betah dengan “zona nyaman” alias mager di kamar akhirnya Novia memutuskan untuk mengikuti dua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di kampus. Communicative English Club (CEC) dan Lembaga Press Mahasiswa (LPM) DinamikA. “Lumayan, saya bisa memanfaatkan waktu luang untuk lebih produktif,” katanya.

Tidak cukup dengan itu, gadis kelahiran November ini juga mengikuti beberapa ekstra kampus. Diantaranya yakni Gerakan Kerelawanan Internasional (GREAT), dan disitu mengajarkan untuk berbagi banyak hal mulai dari cerita, tenaga dan keluarga, hal ini yang menumbuhkan sikap kepedulian terhadap sesama.

Ketika masih semester 6 gadis 23 tahun ini pernah bekerja sebagai freelancer guru private. Selain itu, dia bekerja di Rumah Belajar ABI yang tergabung dalam Team NOBAR, Nongkrong Online Bareng Beasiswa. NOBAR ini diselenggarakan untuk seluruh mahasiswa nusantara yang mempunyai semangat lebih untuk melanjutkan studinya ke luar negeri.

Kejutan di November

Selama menjadi mahasiswa, Novia mempunyai motto “learning by traveling”. Maka dari itu, Novia selalu mecoba untuk mencari kesempatan agar bisa belajar di luar kelas. Segudang prestasi dirahinya dari tahun 2014 hingga 2017. Tahun 2014 adalah komptetisi pertamanya ketika mencoba nekat mendaftar Future Leader Summit di Semarang, dan hasilnya lolos.

September 2015 Novia mendapatkan kesempatan untuk menjadi Camp Leader di  Indonesia International Work Camp (IIWC), Summer Camp. Waktu itu dia semester 5, bertempat di Jogjakarta dan bermalam selama 2 minggu. Dia bertugas menyelesaikan projek edukasi dan culture dengan orang Jerman, Perancis dan Vietnam. Bertemu dengan beberapa culture dan negara berbeda menjadi dorongan untuk terus maju melanjutkan mimpinya.

Selanjutnya bulan November 2015 yakni menerima berita bahwa lolos  Student Mobility Program yang digagas oleh Kementian Agama (Kemenag) RI. Hanya 27 mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) seluruh Indonesia yang mendapatkan kesempatan program tersebut. Student Mobility Program bertempat  University of Western Australia dan Curtin University, Perth.

Agustus 2016 tiba saatnya Novia dan teman-teman mengabdi di Sekolah Indonesia Bangkok, Thailand, Negara Gajah Putih yang tidak pernah di jajah oleh negara manapun.

November 2016 dia mendapatkan email dari RELO US Embassy bahwa dinyatakan lolos agenda Taining CAMP EPIC (Empowered, Prepared, Inspired, Connected) bagi calon guru Bahasa Inggris di Batu Malang. Peserta training ini datang dari Indonesia dan Timor Leste. Training ini berlangsung selama 2 minggu dengan traininer dari Amerika. Saya mendapatkan banyak metode pengajaran bahasa Inggris dengan mudah dan menyenangkan.

Belum sampai bulan November, Ia sudah mendapatkan kejutan, tepatnya Juli 2017. Kami mahasiswa IAIN Salatiga yang berhimpun di komunitas NN (NoName) project, berhasil mendapatkan penghargaan Juara 1 film dokumenter Kabupaten Semarang dengan judul “Keindahan yang Terlupakan di Kabupaten Semarang”.

Dan sampailah pada November 2017. Kado spesial yang bisa saya berika kepada orang tua adalah dengan cara lulus tepat waktu dan tepat pada waktunya dan mendapat nilai IPK 3,76.

“Saya berencana untuk study abroad yang berkaitan dengan TESOL di salah satu Universitas di UK dan belajar banyak tentang metode dan pendekatan pembelajaran Bahasa Inggris dari negara-negara maju. Saya yakin bahwa kreatif dan inovatif adalah syarat untuk menjadi professional teacher. Innovative learning dengan menggunakan teknologi, online dan mobile learning akan menjadi salah satu visi saya untuk menunjang kebutuhan murid dalam belajar Bahasa Inggris,” ujarnya saat diminta motivasi setelah lulus. (zid/humas)