Pengajian Ramadhan 1433

Bulan Ramadhan Kali ini, sebagaimana komitmen  yang sudah menjadi tradisi, STAIN  Salatiga menggelar  pengajian Ramadhan 1433 H. kesempatan yang pertama diselenggarakan pada hari Senin, 6/8, dengan diisi sharing pengalaman puasa oleh orang non-muslim yang ikut mempraktekan puasa Ramadhan sebagaimana layaknya Muslim.  Pembicara pada kesempatan pertama tersebut adalah Jonthon, seorang dosen tamu di beberapa lembaga seperti IAIN Ar Raniry Aceh, Universitas Medan, dan sebagainya. Ia  mengaku bahwa meskipun ia non-muslim, namun sangat tertarik untuk mempelajari tentang Islam, dan itulah mengapa ia sanggup mengikuti puasa semenjak lima tahun terakhir.

Ia menguraikan beberapa aklimat yang  akrab dalam bahasa Inggris berkaitan dengan puasa, seperti ‘breakfast’ yang juga berarti buka puasa. Kata ini asalnya karena menganggap semalam adalah puasa setelah tidak makan dan minum. Tentu saja ini puasa secara teknis dalam pengertian Islam.  Ia bahkan pernah berpuasa lebih lama dari  hari ketika di Indonesia, yaitu di New York City., yang sampai 14,5 jam dalam satu hari.  Pengalaman ini tentu memberika harapan bagi orang yang mencari  tahu tentang Islam untuk lebih jelas  dan dalam  mencari kebenaran.

Sementara pembicara kedua pada hari Rabu, 8/8, adalah KH. Mudatsir Muslim, yang dalam sambutan oleh Dr. Imam Sutomo disampaikan, jika pembicara pada hari pertama non-muslim, maka pembicara hari berikutnya bisa dilihat dari namanya, Muslim. Dalam ceramahnya Kyai yang kaya dengan lawakan yang menggugah  ini menyampaikan bahwa puasa adalah madrasah bagi muslim untuk menggembleng diri agar tercapai kualitas diri menjadi orang yang  bertaqwa. Ia mengambil tauladan dari Nabi-nabi terpilih yang telah mempraktikkan ujian keimanan, dari Nabi Ibrahim As, Nabi Ayub As, dan Nabi Yusuf As yang memiliki spesifikasi ketaqwaan masing-masing. Dan tentu saja suri tauladan yang terbaik adalah meniru Nabi Muhamad Saw yang jalan perjuangannya sangat berat.

Jika Ramadhan adalah bulan ke-9, maka ini sesuai dengan fitrah manusia sebelum dilahirkan, ketika masih dalam kandungan 9 bulan. Maka ketika dilahirkan pada bulan 10, Syawal, manusia seharusnya bisa benar-benar kembali suci. Demikian apa yang bisa disarikan dari acara pengajian Ramadhan, sekaligus pertemuan dosen dan karyawan  dalam event PIKASS. (sg)