Raker SEMA, DEMA, & UKM 2017

Kamis (02/03), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga melalui Bidang Kemahasiswaan mengadakan Rapat Kerja Senat Mahasiswa (SEMA), Dewan Mahasiswa (DEMA), dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) 2017. Kegiatan yang berlangsung mulai tanggal 1-2 Maret 2017 ini dibuka langsung oleh Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan IAIN Salatiga Muzayin, S.Ag.

Pada kesempatan ini, Kabag Akademik dan Kemahasiswaan menyampaikan bahwa diharapkan tahun 2017 menjadi ajang prestasi mahasiswa. Hal tersebut sesuai dengan agenda yang akan diselenggarakan pada tahun ini, yaitu agenda PIONIR ke-8 di Aceh. Selain itu, kepengurusan periode 2017 merupakan harapan besar untuk bisa meningkatkan nilai akreditasi perguruan tinggi.

Kemudian lebih jelas Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja sama M. Khusen, M.Ag. dalam penyampaian materi Raker SEMA, DEMA, dan UKM, bahwa sebagai pengurus Ormawa sudah saatnya dapat mengetahui serta memahami visi dan misi dari lembaga. Yang kemudian diperjelas ke arah pengembangan kemahasiswaan di IAIN Salatiga.

“Terdapat empat pilar dalam pengembangan, yaitu: pengembangan akhlak, pengembangan intelektual, pengembangan profesionalitas, dan arah pengembangan sosial masyarakat,” terang beliau.

Dari empat pilar tersebut, maka ditahun ini Rektor IAIN Salatiga mempunyai harapan besar kepada pada pengurus organisasi kemahasiswaan ini menjadi bagian penting dalam penciptaan budaya kampus IAIN Salatiga, yang mengadopsi empat ciri budaya bangsa-bangsa di dunia, yang seharusnya merupakan cerminan nilai-budaya Islam.

Pertama, religiusitas warga kampus, yang ditandai dengan banyaknya sivitas akademika dan karyawan yang melaksanakan sholat jamaah di masjid-masjid kampus, atau tempat lain yang ditentukan. Kita mengidealkan, semangat religiusitas masyarkat kampus kita suatu saat akan seperti di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Kedua, penataan lingkungan, kebersihan, dan pelayanan di kampus diharapkan akan bisa sebagaimana di negara-negara barat. Kita berharap memiliki lingkungan yang bersih, sejuk, nyaman serta semangat melayani dengan penuh penghormatan dan siap membatu orang lain.

Ketiga, kita berharap sivitas akademika memiliki etos keilmuan, etos kerja, serta kejujuran sebagaimana Jepang, Korea Selatan, dan sebagainya. Semua mahasiswa memiliki semangat keilmuan yang tinggi. Semua dosen dan karyawan memiliki semangat kerja yang tinggi. Dan, kita berharap di kampus ini tidak ada yang kehilangan hal tersebut. Bila ada barang tertinggal atau terjatuh, maka akan dapat didapatkan kembali oleh pemiliknya. Inilah salah satu ciri penting kampus islami yang kita dambakan.

Keempat, dalam relasi antar individu, marilah kita lestarikan nilai budaya Jawa, yang penuh keramahan, sopan-santun, unggah-ungguh (tawadlu’) dan sebagainya. Nilai-nilai ini tidak akan lekang oleh jaman. Kapan dan di mana pun, orang yang mampu menempatkan diri dan mau menghargai orang lain, pastilah akan mendapatkan apresiasi.