Sinau Bareng Cak Nun “Islam Rahmatan Lil ‘Alamin”

Iainsalatiga.ac.id – Kalau Anda menjadi Rahmatan Lil ‘Alamin, maka tidak boleh menjadi masalah di alam tetapi harus lebih besar dari alam bahkan menggendong alam tersebut. Seperti Bineka Tunggal Ika yang merupakan wujud Rahmatan Lil ‘Alamin dalam skala Indonesia.

Sebagai contoh dengan semua yang ada di Indonesia seperti budaya, suku, agama, dan lainnya diterima dengan baik oleh masyarakat. Rahmat Lil ‘Alamin sendiri artinya menguntungkan, kalau sebaliknya berarti tidak manfaat, merugikan, atau tidak menguntungkan bagi semua dan alam semesta. Kemudian Islam merupakan wadah atau perantara yang artinya dapat merangkul secara keselurahan tanpa membedakan.

“Kalau kita mau Rahmatan Lil ‘Alamin maka harus belajar dan di Salatiga sebenarnya kita belajar, karena Salatiga banyak teori keagamaan yang dapat mencair menjadi satu sehingga Salatiga dapat diberi label sebagai serambi madinah,” terang Cak Nun.

Hal tersebut disampaikan Cak Nun atau Emha Ainun Nadjib dihadapan mahasiswa baru IAIN Salatiga dan ribuan jamaah maiyah Kiai Kanjeng Kota Salatiga dan sekitarnya dalam rangka Tasyakuran Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Mahasiswa Baru IAIN Salatiga Tahun Akademik 2018/2019 yang diselenggarakan di halaman Gedung K. H. M. Hasyim Asy’ari Kampus III, Senin (13/08/2018) malam.

Sebelumnya Rektor IAIN Salatiga, Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. dalam sambutannya mengatakan kita merasa bersyukur karena Cak Nun bisa hadir di kampus IAIN Salatiga. Dr. Rahmat Hariyadi teringat pada 30 tahun yang lalu.

“Saya pernah sowan di Cak Nun tahun 1988, ikut menyimak diskusi di Patangpuluhan dan untuk meminta nasihat tentang pergerakan mahasiswa di Salatiga khususnya di kampus IAIN Walisongo Salatiga, tahun ini terulang kembali sehingga Cak Nun bisa hadir kembali di kampus IAIN Salatiga tercinta,” ujar Dr. Rahmat Hariyadi.

Rektor IAIN Salatiga mengajak khususnya para mahasiswa baru IAIN Salatiga untuk belajar dari apa yang disampaikan Cak Nun, sehingga seluruh mahasiswa dapat sinau bareng dan membuka cakrawala tentang keislaman dan keindonesiaan. Serta bagaimana kita seharusnya berislam dan berindonesia dan bagaimana menjadi orang Indonesia yang beragama islam, dan bagaimana menjadi orang islam yang bertanggungjawab terhadap Ibu Pertiwi.

Beliau juga berharap kegiatan ini dapat memberikan bekal kepada para mahasiswa di era millennial ini dalam memahami kultur masyarakat yang saling klaim kebenaran di media sosial maupun bermasyarakat. “Selain itu, para mahasiswa bisa menjadi orang yang mencintai Islam, Indonesia, serta menerima perbedaan,” terang beliau.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Moh. Khusen, M.Ag., M.A. menyatakan bahwa kegiatan Sinau Bareng Cak Nun ini diinisiasi sepenuhnya oleh Dewan Mahasiswa (DEMA) dan Senat Mahasiswa (SEMA) IAIN Salatiga sebagai penanda berakhirnya seluruh rangkaian kegiatan PBAK 2018.

Beliau berharap, melalui kegiatan ini mahasiswa baru betul-betul bisa memahami budaya akademik kampus IAIN Salatiga sekaligus memiliki persiapan yang matang untuk memulai perkuliahan sebagai seorang mahasiswa.

“Melalui kegiatan ini Saya berharap mahasiswa baru dapat memahami budaya akademik di kampus IAIN Salatiga serta meliki persiapan yang lengkap dalam memulia perkuliahan,” kata beliau. (zid/hms)

IAIN Salatiga-#AKSI