Perguruan Tinggi Sarana Menciptakan Roh Agama dan Kebangsaan

SALATIGA-Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, M. A hadir dalam Interdisiplinary Colloquium yang diadakan oleh Program Pascasarjana IAIN Salatiga pada Sabtu (3/08/2019) siang. Dengan mengangkat tema “Agama dan Kebangsaan”, Prof Nasaruddin menjelaskan pentingnya agama adalah untuk memberikan roh kebangsaan kita, dan kebangsaan untuk mewadahi perkembangan agama.

“Perguruan tinggi Islam menjadi sarana untuk menciptakan roh Agama dan kebangsaan. Serta mendukung terwujudnya muslim moderat, terutama Perguruan tinggi Islam di bawah Kementerian Agama seperti STAIN, IAIN, maupun UIN. Karena disini memberikan pengajaran secara komprehensif antar mahzab antar aliran, tidak menjelekkan yang satu kemudian mengistimewakan yang lain,” katanya.

Agama dan kebangsaan menjadi dua substansi yang menyatu di dalam bumi Indonesia. Menurutnya, negara Indonesia tanpa agama bukan Indonesia dan sebaliknya, agama tanpa diwadahi bangsa juga tidak bisa menjadi negara. Jadi negara dan bangsa saling membutuhkan satu sama lain, yang menjadikan komponen ini menyatu adalah rakyat.

“Jadi, tidak boleh berat sebelah mengedepankan agama atau mengedepankan bangsa harus seimbang. Agama dan bangsa di paralel akan ada keuntungan bagi Indonesia,” ungkap Rektor Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran Jakarta ini.

Berseminya hubungan agama dan negara di Indonesia menjadi contoh bagi negara-negara lain, lanjutnya. Indonesia bisa menjadi bangsa 100% dan juga menjadi umat Islam 100 %. Melihat di negara lain ada yang masih mempersoalkan agama dan bangsa tapi di Indonesia sudah selesai, sudah melewati itu semua.

Hidup berdampingan dengan keadilan sosial yang majemuk seperti di Kota Salatiga harus menunjukkan rasa saling pengertian satu sama lain. Menciptakan kesadaran sosial bahwa bangsa ini berasal dari satu latar belakang yang sama, pernah sama-sama di jajah bangsa asing, se-penderitaan. Mengingat sejarah menjadi faktor pengokoh keutuhan bangsa Indonesia.

“Saya tertarik di Salatiga ini, pertama alamnya sangat kondusif, kampus ini (IAIN Salatiga) berpotensi untuk melahirkan generasi muslim cerdas masa depan. Karena homogen tidak heterogen, bisa membangun kebersamaan. Populasi penduduk tidak terlalu krowded seperti di Jakarta. Saya menikmati sekali sepi tidak ada macet, dingin lagi. Kemudian datang ke kampus yang cantik, saya minta ini di rawat kampusnya. Banyak sekali yang pintar membangun tidak pintar merawat, harus ada kesadaran untuk membersihkan kampus. Bukan hanya tugas pimpinan, namun mahasiswa juga harus bisa mengantongi sampah,” tandasnya.

Direktur pascasarjana, Prof. Dr. Phil. Asfa Widiyanto, M.A. mengatakan senang bisa kehadiran tokoh besar untuk memberikan ilmu, khususnya hubungan dengan Agama dan kebangsaan. Mahasiswa perlu belajar banyak agar dapat menciptakan bangsa yang apik.

“Saya ucapkan terimakasih kepada Prof Nasaruddin sudah berkenan hadir di IAIN Salatiga, saya sangat bersyukur. Dari 200an mahasiswa yang hadir disini, baik pascasarjana maupun S1, saya harapkan dapat mengambil pembelajaran yang disampaikan oleh Prof Nasaruddin,” katanya. IAINSalatiga-#kerenbro_ajib