Peduli Lingkungan, Dema Fakultas Dakwah Gelar Workshop Ecobrick

SALATIGA-Dema Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Salatiga mengadakan Workshop Ecobrick. Kegiatan yang merupakan salah satu rangkaian acara Panggung Kreasi: Ringan Sama Dijinjing itu dilaksanakan di Auditorium dan Student Center Kampus III pada Sabtu (12/6).

Ketua Dema Fakultas Dakwah IAIN Salatiga, Novita mengatakan bahwa workshop tersebut dilaksanakan dalam rangka mendukung program Green Wasathiyah Campus yang menjadi misi IAIN Salatiga. “Kami ingin mengenalkan metode ini kepada mahasiswa Fakultas Dakwah khususnya dan mahasiswa IAIN Salatiga pada umumnya. Pemuda adalah generasi penerus. Jika bukan kami yang memulai untuk peduli terhadap lingkungan, siapa lagi yang akan mulai peduli?” ujar Novita.

Dirinya berharap kegiatan itu menjadi awal yang baik sehingga mahasiswa dan masyarakat dapat berkontribusi menjaga keasrian lingkungan sekitar dengan inovasi sederhana.

Pada kesempatan tersebut hadir Ketua World Clean Up Day Kabupaten Semarang, Roro Sundari yang memberi pelatihan pembuatan ecobrick. “Penggunaan plastik dan barang-barang berbahan dasar plastik semakin meningkat seiring berkembangnya teknologi dan industri, serta bertambahnya populasi penduduk,” ujarnya di hadapan 70 peserta yang hadir.

“Produksi sampah di seluruh dunia diperkirakan mencapai 100 juta ton/tahun. Padahal plastik membutuhkan waktu ratusan tahun agar dapat terdekomposisi dengan sempurna. Hadirnya Tempat Pembuangan Sampah Terakhir (TPST) tidak dapat menjawab permasalahan itu karena terbatasnya lahan. Maka dari itu dibutuhkan solusi lain untuk mengelola sampah, salah satunya adalah dengan pembuatan ecobrick,” jelas Roro.

Ecobrick adalah salah satu alternatif utilisasi sampah non-biological yang bisa diandalkan masyarakat, “Prinsip dari ecobrick adalah mengubah sampah plastik menjadi bagian yang lebih kecil/brick dan memasukkannya ke dalam botol plastik. Brick tersebut lantas dimampatkan agar tidak ada ruang kosong. Dengan ecobrick, sampah plastik akan tersimpan dan terjaga di dalam botol sehingga tidak perlu dibakar, dan ditimbun.”

Menurut penjelasan Ketua World Clean Up Day Kabupaten Semarang, fungsi dari ecobrick bukanlah untuk menghancurkan sampah plastik, melainkan untuk memperpanjang usia plastik dan mengelolanya menjadi sesuatu yang berguna. “Ecobrick dapat digunakan sebagai bahan pembuatan furnitur rumah tangga seperti kursi, meja, dan dinding pembatas. Karena pada dasarnya ecobrick adalah pengganti bata yang lebih efisien dan ramah lingkungan,” lanjutnya.

Lebih lanjut, dirinya mengatakan bahwa ecobrick dapat menjadi salah satu solusi mengurangi dampak racun Bhispenol-A. “Pembuatan ecobrick tidak membutuhkan skill khusus, tanpa biaya, dan dapat dilakukan kapan saja. Maka dari itu ecobrick adalah salah satu solusi efektif dalam mengelola sampah plastik,” pungkas Roro Sundari.