Irshad Manji di STAIN Salatiga

Tokoh feminis dari Kanada, Irshad Manji, Selasa,8/5, hadir di STAIN Salatiga menyampaikan beberapa pemikiran yang oleh banyak kalangan dianggap kontroversial. Ia hadir bersama rombongan dari Rene Book  sekitar pukul 14.15 dan langsung disambut oleh Ketua STAIN Salatiga beserta pimpinan di ruang kerjanya. Setelah beramah tamah sebentar, Irshad Manji langsung didaulat untuk menyampaikan berbagai idenya mengenai pemikiran Islam di Ruang Rapat lantai 3 Sekretariat STAIN Salatiga.

37 peserta hadir dari kalangan dosen dan karyawan, serta para jurnalis yang berdatangan hendak meliputnya. Irshad Manji memuji suasana akademik yang bisa terbangun di Kampus ini terbukti dari respon para peserta yang sangat antusias dan jauh dari pneghakiman terhadap sebuah pemikiran. Dikataknnya, ia akan mengabarkan ke teman-teman di seluruh dunia melalui Tweeter mengenai sambutan yang luar biasa dari para intelektual di Salatiga.

Menurutnya, agama terdiri dari dua unsure, yaitu faith dan apa yang disebut sebagai dogma atau doktrin. Baginya, faith sebagai keyakinan bersifat  tetap dan kuat, tidak tergoyahkan oleh apapun termasuk  hantaman dari orang yang tidak senang dengannya. Sedangkan dogma bersifat lemah yang dengan demikian terbuka untuk dikritisi oleh siapapun. Dogma bukanlah monopoli ulama’ yang termanifestasikan dalam ijtihad mereka, dan para pemeluk agama bebas mengemukakan pendapatnya.

Ditanya mengenai issue ketidaklaziman orientasi seksualnya, ia mengatakan bahwa itu hanyalah bagian yang sangat kecil dari konsekuensi pemikirannya. Baginya ia sudah sangat puas berpagut kasih dengan Allah yang maha kuasa yang dalam banyak hal sudah diwakili oleh kata ganti ‘He’ yang berarti lawan jenis baginya.  Adapun orang yang tidak setuju dengannya, ia mempersilakan  saja selama masih dalam koridor pemikiran tanpa disertai kekerasan. Sehingga jika sampai ada orang yang berusaha memaksa menghentikan kegiatannya, ia akan tetap keukeuh dengan pendiriannya dengan “Tanpa Rasa Takut” sebagaimana judul bukunya “Beriman Tanpa Rasa Takut”.(sg)