Temu Alumni PGMI bersama Ciptono; Guru Luar Biasa

Ada sebelas penyakit yang diderita para guru, yaitu; Tipes atau tidak punya selera, mual-mutu amat lemah, kudis-kurang displin, asma-asal masuk, kusta-kurang strategi, tbc-tidak bisa computer, kram-kurang terampil, Asam urat-asal sampaikan materi urutan kurang akurat, lesu-lemah sumber, diare-di kelas anak-anak diremehkan, dan ginjal-gajinya nihil, jarang aktif dan terlambat. Itulah paparan dari Drs. Ciptono, yang ditirukan secara nyaris sempurna oleh anak didiknya yang berkebutuhan khusus, tuna grahita multitalenta, Kharisma  Rizki Pradana, di depan para peserta seminar temu alumni PGMI STAIN Salatiga, pada Senin, 9/7.

76 peserta hadir pada acara yang dihelat di lantai 3 kampus 2 Kembang Arum tersebut. Drs. Ciptono tampil sebagai pembicara tunggal dan dengan piawai memamerkan hasil jerih payahnya dalam mendidik anak-anak berkebutuhan khusus. Baginya, apa yang bisa dilakukan oleh orang yang normal berarti bisa dilakukan  juga oleh mereka yang dianggap berkekurangan mental atau fisik. Ini sudah dibuktikannya dalam  puluhan tahun mendidik anak-anak khusus ini.

Dalam acara tersebut ia mengajak empat siswanya yang memiliki talenta berbeda, seperti Ifah, anak tuna rungu yang sangat elegance berlenggak-lenggok ala model professional, dan menyabet juara 3 nasional fashion mode di NTB beberapa waktu yang lalu. Juga Shabakhul Khaer, anak autis yang hapal lagu chaiyyah-chaiyya­-nya Shakhruh Khan. Dan tak kalah menarik adalah penampilan Kharisma yang memiliki daya ingat tinggi, hapal lagu secara bergantian serta pandai menirukan gaya bicara para tokoh. (sg)