Al Qur’an Secara Riil Telah Menjiwai

SALATIGA-Al Qur’an secara riil telah menjiwai banyak karya sastra di Tanah Air. Ragam metode penyebaran Islam yang dilakukan para pendakwah ke Nusantara sudah terjadi sejak lama. Prolog ini disampaikan TGB Dr. H. M. Zainul Majdi, L.c., M.A berkolaborasi dengan Habiburrahman El Shirazy alias Kang Abik.

Kedua pembicara tersebut diundang oleh Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga dalam acara seminar nasional dengan tema “Arah Baru Penafsiran Al Qur’an di Indonesia” di Auditorium Kampus I, Rabu (28/03/2018).

Lebih lanjut, TGB Zainul menyampaikan ketika para dai dan wali (Wali Songo) berdakwah di berbagai sudut wilayah Nusantara, selalu menggunakan pendekatan yang persuasif, damai namun tetap substantif. Para ulama cerdas bermetode dakwah dengan tidak langsung frontal menyampaikan ajaran dengan menghapus nilai-nilai kebaikan yang sudah ada, melainkan dengan menyerap budaya dan kearifan masyarakat lokal. Dengan catatan, tidak bertentangan dengan nilai-nilai dan ajaran Islam itu sendiri.

“Pelajaran paling penting dari dakwah Wali Songo bukan sebagai orang paling tahu atau sok tahu. Tapi mereka hadir dengan semangat menyerap nilai-nilai yang baik itu, lalu menitipkan substansi keIslaman sehingga tanah nusantara ini menerima Islam dengan damai,” ujar TGB Zainul.

TGB Zainul jujga menambahkan, literatur sejarah pun mencatat bahwa masuknya Islam hingga ke pojok-pojok wilayah Indonesia yang luas, terjadi dalam suasana kedamaian. Tidak meninggalkan jejak sejarah perang atau konflik yang tebal, melainkan mewariskan sistem percampuran maupun pembauran budaya dan nilai-nilai yang kaya kebaikan.

Firman Allah dalam QS. Al Maidah ayat 3 berbunyi, “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu dan telah Aku cukupkan untukmu nikmat-Ku dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu…”

Dari semua atribut Al Quran yang Allah sebutkan, yang terpenting dan paling utama adalah bahwa Al Quran sebagai petunjuk. Al Quran sebagai petunjuk ini mengarahkan bagaimana cara membangun perekonomian yang baik, bersosialisasi dan berbudaya yang baik, serta menciptakan demokrasi yang berkeadaban mulia.

Sementara Habiburrahman El Shirazy alias Kang Abik mengatakan, bahwa salah satu sastrawan yang menggunakan tafsir Al Qur’an yakni Taufiq Ismail. Melalui karya sastranya, Taufiq Ismail lebih banyak menggunakan tafsir Al Qur’an dan contohnya yang berjudul Sejadah Pandang.

“Karya Taufik Ismail sarat nilai religius,dalam perspektif religiositas karya astra Taufik Ismail berada pada posisi signifikan dalam khazanah kesusasteraan bagian dari al-fannal-islami,” kata Kang Abik.

Sedangkan Rektor IAIN Salatiga Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. dalam sambutan pembukaan seminar nasional tersebut menyampaikan terima kasih atas kehadiran TGB Dr. H. M. Zainul Majdi, L.c., M.A (Gubernur NTB) dan Habiburrahman El Shirazy alias Kang Abik (Penulis Novel). Kedua narasumber pada seminar nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora (FUAH) ini semoga dapat bermanfaat bagi para mahasiswa IAIN Salatiga dan umumnya bagi masyarakat Kota Salatiga dalam menjaga toleransi umat beragama.

“Tentunya kehadiran Gubernur Nusa Tenggara Barat TGB Dr. H. Zainul Majdi, Lc. M.A. dan Kang Abik dapat memberikan inspirasi kepada semua mahasiswa. Selain itu dengan kehadiran dua pembicara tersebut maka IAIN Salatiga semakin yakin dalam mewujudkan kampus yang menjadi Islam Indonesia di dunia,” kata Rektor. (zid_hms) IAINSalatiga-#AKSI