Forum Rektor Bahas Akselerasi PTKIN

MALANG-Dalam rangka penguatan kelembagaan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), seluruh Rektor mengadakan pertemuan sebagai bagian dari agenda Forum Pimpinan PTKIN sebelum menghadiri pembukaan Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) Ke IX tahun 2019. Bertempat di Aula lantai 5 gedung Rektorat, Universitas Islam Negeri(UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang, Senin (15/07/2019).

Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Dirjen Pendis), Prof. Dr. Phil. Kamarudin Amin, MA., Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Rektor IAIN Metro beserta 40 Rektor lainnya yang tersebar di Nusantara.

Dalam arahannya, Dirjen Pendis menggaungkan untuk terus fokus dan menggelorakan program akselerasi Guru Besar. Ia mengimbau untuk para pimpinan agar bersama-sama memantau dan memilih calon guru besar di masing-masing PTKIN. Guru besar yang diharapkan yakni sosok akademisi yang memiliki kualitas berdasarkan karya baik tulisan maupun pengabdian.

“Contohnya seperti yang terjadi di Negara Jerman, bahwa guru besar dipilih karena karya yang dimiliki,” tutur Dirjen Pendis.

Dirjen Pendis juga menambahkan akan segera menerbitkan Peraturan Pemerintah tentang Perguruan Tinggi Keagamaan. Dengan harapan melalui peraturan tersebut akan menambah semangat PTKIN untuk bisa bersaing dengan perguruan tinggi lainnya.

Senada dengan hal tersebut, Rektor IAIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag., ditemui usai mengikuti acara tersebut menyampaikan Forum Rektor PTKIN menyambut dengan optimis atas terbitnya Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Tinggi Keagamaan. Peraturan ini memberikan peluang bagi PTKIN untuk dapat berkompetisi secara setara dengan perguruan tinggi umum secara menyeluruh.

“Sehingga melalui peraturan tersebut dapat memastikan perlakuan yang adil dan utamanya percepatan kemajuan bagi PTKIN baik dalam pengembangan SDM, kelembagaan, sarpras, dan sumber daya lainnya,” kata Rektor.

Dialog dilakukan secara interaktif. Berbagai permasalahan mengenai akselerasi guru besar seperti kondisi bahwa untuk menjadi guru besar harus berpaku kepada tulisan scopus. Sedangkan di PTKIN Kemenag para akademisi lebih aktif pada kegiatan pengabdian. Untuk itu, akan diupayakan guru besar berbasis pengabdian kedepannya. IAINSalatiga-#AKSI (hms/zie)