Pembukaan PIONIR IX Tahun 2019 Berlangsung Meriah

MALANG-Pembukaan Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni, dan Riset (PIONIR) IX berlangsung kemarin, Senin (15/07/2019) sangat meriah. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang) menyajikan panggung spektakuler di Lapangan Utama UIN Malang Kampus Satu.

Berbagai entertainment milenial serta video dan detil yang hi-tech disajikan secara apik mampu memukau seluruh penonton dan kontingen dari masing-masing Perguran Tinggi Keagaamaan Islam Negeri (PTKIN), termasuk IAIN Salatiga. Yakni penampilan seni yag disajikan dalam grand opening dwi tahunan tersebut di antaranya tari-tarian, marching band, paskibra, orkestra, pementasan seni kolosal, dan lain-lain.

Pada kesempatan PIONIR ke IX ini, UIN Malang menjadi tuan rumah penyelenggara dengan jumlah 3.292 atlet yang bertanding, 704 offisial yang mendampingi, 38 venue pertandingan, dan 38 cabang lomba. UIN Malang melibatkan juri yang bekerja sama dengan KONI dan Kemenpora RI.

Tema PIONIR kali ini adalah mewujudkan generasi bangsa yang berkarakter dan berprestasi. Sementara itu motto yang diusung yakni Spirit of Unity.

PIONIR menjadi sarana perekat tali asah, tali asih, dan tali asuh antar sivitas akademika UIN, IAIN dan STAIN. 58 PTKIN yang tersebar di 34 Provinsi menjadi duta-duta yang sangat penting bagi penguatan silaturahmi nasional.

Siapapun dan darimanapun atlit dan seniman yang bertanding adalah duta nasional yang maha penting.

Menteri Agama Drs H Lukman Hakim Saifuddin juga menyatakan bahwa misi utama PIONIR adalah memperkuat tali silaturahim kebangsaan.

PIONIR, katanya, menjadi sarana perekat tali asah, tali asih, dan tali asuh antarcivitas akademika UIN, IAIN, hingga STAIN.

“PIONIR harus juga dijadikan momentum rekonsiliasi nasional untuk menguatkan kembali tali kebhinekaan, menjahit kembali merah putih, dan menebarkan sajadah panjang keindonesiaan,” ujarnya saat memberi sambutan.

Sementara itu, Dirjen Pendis Kemenag Prof Dr Phil Kamaruddin MA menyatakan bahwa PIONIR menjadikan mahasiswa sebagai aktor yang penting dalam pengembangan PTKIN.

“Melalui event ini mahasiswa didorong untuk mempunyai kemampuan menemukan, menciptakan, dan melakukan pembaharuan agar mampu berkompetisi dengan anak bangsa yang lain,” jelasnya.

PIONIR dimaksudkan sebagai sarana strategis pengembangan semangat riset, olahraga, dan seni di kalangan mahasiswa PTKIN.

“Saya berharap akan muncul ilmuwan, olahragawan, seniman, dan peneliti-peneliti muda. Pada saat yang bersamaan muncul sosok mahasiswa kreatif dan kompetitif yang berkontribusi pada pembangunan bangsa,” pungkasnya.

Kontingen Institut Agama Islam Negeri Salatiga sendiri mengirimkan delegasi dengan jumlah 100 orang, terdiri dari 60 putra dan 40 putri. Seluruh kontingen tersebut siap untuk mengikuti berbagai cabang perlombaan sesuai dengan keahlian dan ketrampilan masing-masing. IAINSalatiga-#AKSI (hms/zie/vr)