IAIN Salatiga Masuk 9 Satker dengan Inovasi Layanan Publik Terbaik di Kemenag 2020

SALATIGA-Institut Agama Islam Negeri Salatiga menjadi salah satu dari sembilan satuan kerja di Kementerian Agama RI yang memiliki Inovasi Layanan Publik Terbaik tahun 2020. Inovasi-inovasi tersebut diikutkan dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2020 yang digelar oleh Kemenpan RB. “Dua belas inovasi dari sembilan satuan kerja itu adalah inovasi-inovasi terbaik yang dilakukan satuan kerja Kemenag,” kata Plt Sekjen Nizar pada Rabu (8/7/2020).

Nizar berharap di masa yang akan datang akan ada lebih banyak inovasi yang muncul dari satuan-satuan kerja Kementerian Agama, “Mari melakukan inovasi dan kreasi dengan thinking out of the box untuk bisa memberikan layanan publik yang lebih optimal, nyaman, dan aman bagi masyarakat. Apalagi di tengah kondisi pandemi seperti saat ini, harus banyak inovasi yang muncul.”

Menurutnya, inovasi harus menjadi hal yang harus dilakukan oleh seluruh ASN di lingkungan Kementerian Agama. “Selain jadi bagian reformasi birokrasi, inovasi juga merupakan salah satu dari Lima Nilai Budaya Kerja yang harus dijiwai oleh semua ASN Kementerian Agama,” ujar Nizar.

IAIN Salatiga mengembangkan program inovasi KUMIS AKI, yaitu Kantin untuk Mahasiswa IAIN Salatiga – Ajang Kreasi dan Inovasi. Kantin ini dibuat sebagai salah satu upaya untuk mendorong kreativitas dan kemampuan berwirausaha mahasiswa. Tujuan dari program KUMIS_AKI tersebut secara umum adalah merumuskan tata kelola kantin kampus dengan semangat pengentasan kemiskinan, pendidikan kewirausahaan, pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja, serta pemberdayaan masyarakat kampus (mahasiswa).

“Dengan adanya KUMIS-AKI ini kami memberikan bantuan atau jalan keluar dari permasalahan ekonomi mahasiswa yang kurang mampu dengan memberikan pendidikan kewirausahaan. Jadi mahasiswa tidak hanya mendapat bantuan biaya berupa uang tetapi juga mendapat ilmu kewirausahaan yang dapat diterapkan setelah lulus kuliah,” jelas Rektor IAIN Salatiga, Prof. Zakiyuddin, M.Ag.

Salah satu mahasiswa yang mengelola KUMIS AKI, Muchamad Chairul Umam mengatakan bahwa banyak manfaat yang ia dapat dari mengelola kantin kampus (KUMIS AKI). “Alhamdulillah, KUMIS AKI ini membawa banyak berkah dan kemudahan untuk para pengelolanya. Awalnya saya harus ambil kerja sambilan yang berat seperti kuli bangunan untuk membayar UKT, tapi dengan menjadi pengelola kantin di IAIN Salatiga, saya bisa mendapat uang untuk UKT. Bahkan sekarang saya juga dapat melanjutkan studi ke jenjang magister (S2),” tuturnya.

Senada dengan Chairul Umam, mahasiswi lain, Etik Siti Handayani juga merasakan banyak manfaat dari KUMIS AKI, ” Selasa kuliah, saya tidak pernah mengikuti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), tapi syukurlah ada KUMIS AKI yang memberi saya pengalaman berorganisasi, mengajari saya cara berdiskusi/bermusyawarah dengan baik, berwirausaha, berkreasi dan berinovasi. Berkat KUMIS AKI saya bisa membayar UKT dengan uang sendiri, bahkan saya bisa sedikit membantu kebutuhan orang tua,” ceritanya.

Inovasi KUMIS-AKI (Kantin Untuk Mahasiswa IAIN Salatiga-Ajang Kreasi dan Inovasi): Solusi Pendidikan Kewirausahaan bagi Mahasiswa Kurang Mampu tersebut ada karena kerja sama antara IAIN Salatiga dengan Yayasan Dompet Dhuafa Indonesia. Kantin KUMIS AKI tersebut mulanya berupa Kantin Kontainer dan Kantin Kontainer Keliling.

Selain Kantin KUMIS AKI, dua belas inovasi lain dari satuan kerja di Kementerian Agama adalah sebagai berikut:

1. Kanwil Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta dengan program inovasi:
Si KETAN ARGA (Sistem Ketahanan Keluarga) di KUA Nanggulan: Dari Nanggulan untuk Indonesia, dan
MAN de MOTEFA: Menciptakan Madrasah Technopreneur pada MAN 2 Kulon Progo
2. Kanwil Kemenag Jambi dengan program inovasi:
MORA Smart Office, dan
WFH Online Report,
3. Kanwil Kemenag Lampung dengan program inovasi Zakat Profesi Kanwil,
4. Kankemenag Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah dengan program inovasi Teman PNBP NR (Sistem Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Nikah Rujuk),
5. Kankemenag Kota Denpasar dengan program inovasi RUMAH BINAR,
6. IAIN Pare-pare dengan program inovasi Literasi Digital Pengembangan Teknopreneur Pengolahan Kopi Desa Latimojong
7. UIN Malang Jatim dengan program inovasi:
Si Performa (Sistem Pelaporan, Informasi dan Realisasi Anggaran), dan
Koin Mami Kelor UIN Malang untuk Imunitas Masa Pandemi, serta
8. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dengan program inovasi Indexing MORAREF.