IAIN Salatiga Bersiap Menuju Zona Integritas WBK dan Alih Status Universitas

SALATIGA-Institut Agama Islam Negeri Salatiga bersiap menyongsong predikat Zona Integrasi Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan alih status menjadi universitas. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Rektor bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan IAIN Salatiga, Dr. Agus Waluyo, M.Ag dalam sambutan pembukaan Focused Group Discussion Pembangunan Zona Integritas menuju WBK bersama Biro Organisasi dan Tata Laksana Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI pada Jumat (16/10/2020) di Ruang Rapat Utama Gedung Hasyim Asy’ari IAIN Salatiga.

“IAIN Salatiga sudah mengupayakan segala daya untuk meraih predikat Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK). Tapi untuk meraih hal itu diperlukan dukungan dari berbagai pihak,” tambah Agus. IAIN Salatiga akan terus meningkatkan target dan pencapaian, “Jika predikat WBK sudah tercapai, selanjutnya kami akan mencoba meraih predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani/WBBM. Semangat inilah yang akan kami jaga dan tanamkan kepada semua sivitas akademik IAIN Salatiga. Predikat Zona Integritas WBK/WBBM harus jadi keinginan semua sivitas.”

Wakil Rektor bagian Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan IAIN Salatiga juga menjelaskan bahwa selama ini IAIN Salatiga sudah banyak melakukan inovasi untuk mencapai WBK. Di antara inovasi-inovasi tersebut, yang menjadi unggulan adalah inovasi KUMIS AKI (Kantin untuk Mahasiswa IAIN Salatiga – Ajang Kreasi dan Inovasi) yang ditujukan untuk mendorong kreativitas dan kemampuan berwirausaha mahasiswa. Selain itu ada pula inovasi layanan terpadu E-Office berbasis internet seperti SIMPIS (Sistem Informasi Manejemen Pegawai IAIN Salatiga), Green Campus, dan Smart Library dengan Extraordinary Corner yang disediakan khusus untuk mahasiswa dengan kebutuhan khusus.

Selanjutnya, Kepala Biro Ortala Sekjen Kemenag RI, Priyono, S.Pd., M.Pd mengatakan bahwa perguruan tinggi harus bisa melayani semua masyarakat, terutama mahasiswa sebagai klien utama. Dirinya mengatakan bahwa Kementerian Agama akan terus meningkatkan kuantitas dan kualitas instansi yang diusulkan untuk mendapatkan predikat WBK. “Hanya ada empat satker dari Kemenag yang lolos untuk diajukan ke Menpan RB untuk WBK/WBBM. IAIN Salatiga dan IAIN Kudus untuk satker WBK dan Kantor Kemenag Kota Denpasar serta Kantor Kemenag Kota Yogyakarta untuk satker WBBM. Saya lihat IAIN Salatiga ini selalu berusaha untuk keluar dari comfort zone serta berinovasi, mengembangkan kreativitas, dan meningkatkan pelayanan. Semoga upaya yang dilakukan IAIN Salatiga dari tahun 2018 bisa membuahkan hasil,” ujarnya.

Priyono juga menyampaikan bahwa Tim Ortala Kemenag selalu mendukung dan mendorong semua satker, termasuk IAIN Salatiga untuk mendapatkan predikat Zona Integritas WBK. “Semua satker kami dorong untuk jadi lebih baik. Kalau sudah dapat WBK, harus lanjut WBBM. Kalau ada perguruan tinggi yang jadi pilot project Zona Integritas WBK, berarti perguruan tinggi itu harus punya distingsi/perbedaan dari perguruan tinggi lain yang belum menjadi pilot project,” tuturnya.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Bagian Fasilitasi Reformasi Birokrasi dan Pelaporan pada Biro Organisasi dan Tata Laksana Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Kartika Damawanti, S.Kom mengimbau IAIN Salatiga untuk tidak berhenti berinovasi. Dirinya juga meminta IAIN Salatiga untuk menunjukkan upaya dan solusi yang dikerahkan sebagai stakeholder dalam memenuhi kebutuhan mahasiswa sebagai klien dan masyarakat pada umumnya.

“Di masa pandemi seperti saat ini, inovasi yang dibuat IAIN Salatiga harus bisa dilihat perbedaannya dibandingkan inovasi yang dibuat sebelum pandemi, misalnya saja bagaimana IAIN Salatiga menjawab tantangan yang timbul dari pelayanan dan perkuliahan online akibat pandemi. Libatkan mahasiswa dan wali sebagai klien, libatkan fakultas sebagai mitra dan tonjolkan sisi human interest,” lanjutnya. Kartika juga mendorong adanya regenerasi Agen Perubahan di IAIN Salatiga, “Harus selalu ada regenerasi Agen Perubahan. Gerak nyata, jangan hanya tersimpan di angan.”

Selain itu, Kabag Fasilitasi Reformasi Birokrasi dan Pelaporan Biro Ortala Kemenag tersebut juga mengatakan bahwa pihaknya sedang membuat pembaruan terhadap aspek reform, “Di birokrasi, inovasinya bisa dipakai satker lain yang berada di bawahnya atau pun satker-satker lain yang setara. Sedangkan inovasi di perguruan tinggi berbeda, karena tiap perguruan tinggi memiliki ciri khasnya sendiri. Nah, hal inilah yang sedang kami coba untuk cari jalan keluarnya, bagaimana inovasi di dunia akademik bisa diterima secara luas di satker-satker lain.”

Kepala Bagian Umum IAIN Salatiga, Diyah Rochati, S.E., M.H. menambahkan bahwa IAIN Salatiga telah berusaha dengan keras dalam upaya meperoleh predikat Zona Integritas WBK, “Kami mencoba mengembangkan inovasi-inovasi yang berdampak. Selain itu, kami juga ingin menampilkan inovasi baru yang berasal dari hal kecil yang jarang diperhatikan oleh orang lain. Semua lapisan sivitas akademik IAIN Salatiga harus tahu mengenai Zona Integritas, jadi kerja ini tidak hanya dipahami oleh pimpinan, tapi juga oleh para staf, termasuk tenaga keamanan dan kebersihan. Semoga dengan begitu, tujuan kami untuk menjadi satker dengan Zona Integritas WBK dapat terwujud.”