Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Dirjen Pendis: KIP Kuliah untuk Mahasiswa Kurang Mampu yang Punya Potensi

SALATIGA-Kementerian Agama lewat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dan DIKTIS memiliki visi menjadikan mahasiswa PTKI sebagai generasi yang berprestasi, unggul, dan kompetitif. Hal tersebut dikatakan oleh Kasubdit Sarana, Prasarana, dan Kemahasiswaan Direktorat PTKI Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Ruchman Basori, S.Ag., M.Ag dalam Focused Group Discussion Penguatan Pendidikan bagi Penerima KIP Kuliah, Kamis (15/10/2020), di Ruang Rapat Utama Gedung KH. Hasyim Asy’ari, Kampus III IAIN Salatiga.

Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mencetak generasi unggul adalah dengan menyediakan beasiswa KIP (Kartu Indonesia Pintar) Kuliah, “KIP Kuliah ini adalah transformasi dari beasiswa Bidikmisi yang memfasilitasi mahasiswa tidak mampu yang memiliki kemauan untuk melanjutkan kuliah. Bisa dikatakan bahwa pemerintah menyediakan beasiswa untuk membayar utang negara kepada masyarakat atas kontribusinya dulu dalam memperjuangkan Indonesia.”

Ruchman menambahkan bahwa dua kriteria penerima KIP Kuliah adalah mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk jadi ilmuan. “Maka dengan dua kriteria itu, semua anak yang tidak mampu tapi memiliki kemauan untuk melanjutkan pendidikan bisa terbantu. Penerima manfaat beasiswa KIP Kuliah diharapkan memiliki ciri khas yang menonjol dan berbeda dari mahasiswa lainnya” tambahnya.

Dalam penjelasan yang diberikan Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Direktorat PTKI Ditjen Pendis Kemenag, permasalahan yang saat ini dihadapi oleh sebagian lembaga pendidikan Islam adalah kesenjangan sosial, daerah rawan bencana, konflik sosial, dan tidak meratanya kesejahteraan guru. Solusi dari permasalahan-permasalahan tersebut adalah dengan terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas. Dirinya menambahkan bahwa Ditjen Pendis Kemenag melalui kebijakan-kebijakan yang dibuat akan terus memperluas akses pendidikan, meningkatkan mutu dan daya saing, serta melakukan manajemen terhadap sumber daya yang telah dimiliki.

Selain itu, Ruchman juga mengimbau PTKI untuk melakukan sinergi dengan pondok pesantren yang ada di lingkungan sekitar. “Sinergi antara PTKI dan Ponpes ini sangat penting untuk dilakukan. Cara yang bisa ditempuh antara lain dengan melakukan integrasi institusi pendidikan Islam, menjaga keberlangsungan atau sustainability, mengembangkan moderasi beraga dan semangat kebangsaan, serta menjaga efektivitas pendidikan karakter, moral, dan akhlak,” ujarnya.

Lebih lanjut, PTKI dan Ponpes perlu saling menguatkan secara kelembagaan dan sumber daya, “Kesadaran kolektif pimpinan PTKI dan Ponpes juga perlu ada, sehingga ke depannya akan tercipta suasana kondusif untuk tumbuhnya generasi Islam yang hebat, integrasi ilmu pengetahuan yang seimbang, dan pemenuhan sarpras serta dukungan pendanaan yang baik. Mudahnya, PTKI dan Ponpes harus berjalan berdampingan, seimbang dan tidak berat sebelah.”

Sedangkan pada sambutan pembukaannya, Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Sidqon Maesur, Lc., M.A., mengatakan bahwa IAIN Salatiga konsisten untuk menjalankan pedoman yang dikeluarkan Pendis dan DIKTIS dalam mengadakan beasiswa seperti KIP Kuliah. “Kami selalu memastikan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa KIP Kuliah bisa masuk pesantren yang baik, memiliki semangat wasathiyah Islam dan jauh dari radikalisme. Jadi selain berprestasi dari segi akademik, attitude-nya harus baik, serta bisa jadi role model bagi mahasiswa lain,” tuturnya.

Menurut laporan Warek bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama pada tahun ini alokasi mahasiswa penerima manfaat beasiswa KIP Kuliah di IAIN Salatiga sebanyak 300 orang. Angka ini lebih banyak dibanding penerima pada tahun 2019, yaitu 179 orang mahasiswa. “Saya harap IAIN Salatiga mendapat lebih banyak lagi alokasi untuk beasiswa. Dan saya rasa, hal ini sudah layak dan sewajarnya,” pungkasnya.