Beri Pembinaan Zona Integritas menuju WBK dan Alih Status UIN Salatiga, Direktur PTKI Dirjen Pendis Minta Unggulkan Inovasi Paling Berdampak

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof. Dr. Suyitno, M.Ag meminta Institut Agama Islam Negeri Salatiga untuk mengunggulkan inovasi yang memiliki paling banyak dampak positif terhadap masyarakat dalam penilaian Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bebas Melayani. “Ada banyak sekali inovasi di IAIN Salatiga, tapi untuk penilaian Zona Integritas yang dibutuhkan bukan kuantitas, melainkan kualitas. Cari inovasi yang paling unggul dan paling berdampak positif pada masyarakat. Dengan kata lain, yang harus diunggulkan adalah inovasi yang paling bermanfaat untuk masyarakat,” ujarnya dalam Focus Group Discussion Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM dan Pengembangan Kelembagaan menuju UIN Salatiga, Senin (2/11).

Pada kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Rapat Utama Gedung KH. Hasyim Asy’ari Kampus III IAIN Salatiga itu, Prof. Suyitno mengatakan bahwa IAIN Salatiga harus dapat menggambarkan dengan detail apa saja yang telah dilakukan untuk mencegah korupsi serta bagaimana budaya kerja di IAIN Salatiga dapat menghasilkan pelayanan yang prima. “Penggambaran kegiatan anti-korupsi dan pelayanan prima harus dilakukan dengan maksimal. Selain itu untuk menggambarkan kekompakan, pimpinan kerja dan semua sivitas akademika di kampus harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai program Zona Integritas ini,” jelasnya.

Menurutnya, selain inovasi unggul yang berdampak positif, IAIN Salatiga sebagai institusi pendidikan tidak boleh meninggalkan aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam inovasi yang dikembangkan. “IAIN Salatiga ini terkenal dengan Jurnal IJIMS-nya. Capaian IJIMS sebagai jurnal bereputasi yang masuk dalam The Best Quartille 1 Scimago Journal Rank merupakan salah satu bentuk pelayanan dalam bidang akademik, dan bisa menjadi unggulan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bagaimana inovasi yang dikembangkan IAIN Salatiga tetap memberi dampak positif di masa sebelum dan sesudah pandemi,” tambah Direktur Pendidikan Tinggi Dirjen Pendis Kemenag itu.

Dirinya berpesan agar semangat dalam menegakkan Zona Integritas itu dapat dijadikan kebutuhan dan tetap ada sepanjang masa, “Semangat ZI jangan hanya ada saat akan diadakan penilaian, tapi tetap harus ada setiap saat. Karena itu adalah kebutuhan.”

Rektor IAIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag mengatakan bahwa perubahan reformasi birokrasi di IAIN Salatiga sudah menjadi lebih baik. “Tim ZI dan semua sivitas akademika di IAIN Salatiga terus berupaya untuk mencapai predikat WBK. Selain itu kami juga akan mengadakan regenerasi untuk Agen Perubahan Inspiratif. Jika tahun 2018/2019 lalu kami mengirim satu Agen Perubahan Inspiratif, yaitu Kepala Bagian Umum, Diyah Rochati, S.E., M.M. tahun yang akan datang akan kami tambah lagi delegasi untuk Agen Perubahan Inspiratif.”

Rektor IAIN Salatiga selanjutnya menjelaskan bahwa IAIN Salatiga memiliki Top 5 Inovasi, yaitu KUMIS-AKI (Kantin untuk Mahasiswa IAIN Salatiga-Ajang Kreasi dan Inovasi) yang ditujukan untuk membantu mahasiswa yang kurang mampu dengan mendorong kreativitas dan kemampuan berwirausaha; Pelayanan Terpadu E-Office; SIMPIS (Sistem Informasi Manajemen Pegawai IAIN Salatiga) dan SKUADRON (Sistem Absensi Kehadiran IAIN Salatiga); Green Campus; dan Smart Library yang menyediakan Extraordinary Corner untuk mahasiswa yang berkebutuhan khusus. “Dengan adanya Extraordinary Corner di Smart Library kami ingin mewujudkan perguruan tinggi yang inklusif,” tambahnya.

Selanjutnya Prof. Zaki meyampaikan bahwa pihaknya selalu mengadakan sosialisasi terkait program ZI, “Sosialisasi amat dibutuhkan agar semua sivitas akademika memahami program ini dan koordinasi pimpinan ke bagian lain dapat berjalan dengan baik. Kami juga meningkatkan akuntabilitas dan menguatkan pengawasan,” katanya.

Pembahasan tentang pembinaan Zona Integritas menuju WBK/WBBM selanjutnya disampaikan oleh Kepala Subbagian Organisasi dan Tata Laksana Dirjen Pendis, Yusi Damayanti, S.E.Ak., M.M.. “Cobalah eksplor lebih dalam inovasi yang otentik dari IAIN Salatiga. Misalnya IAIN Salatiga terkenal dengan toleransi dan moderasi beragama. Nah, hal ini yang harus diunggulkan, baik dari kurikulumnya, kerja samanya, dan lain-lain,” jelasnya.

Yusi menilai pengoptimalan website dan akun media sosial milik kampus juga dapat membantu penilaian Zona Integritas. “Pastikan layanan bisa diterima dengan baik oleh semua pengguna. Jadikan website dan media sosial sebagai sarana untuk melaporkan hasil kerja IAIN Salatiga. Berikan eksposur yang cukup kepada inovasi-inovasi unggulan di IAIN Salatiga.” katanya mengakhiri.