Dirjen Pendis Kemenag: IAIN Institusi Pendidikan Mumpuni, Siap dapat Predikat WBK

SALATIGA-Prof. Ali Ramdhani, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI menyatakan bahwa Institut Agama Islam Negeri Salatiga adalah institusi pendidikan yang mumpuni, dan sudah pantas mendapat predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dalam program Zona Integritas. Hal tersebut dikatakan dalam Evaluasi Zona Integritas IAIN Salatiga menuju WBK oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada Jumat (6/11/2020).

Dirinya menyampaikan bahwa Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag berkomitmen untuk melaksanakan reformasi birokrasi dan membangun Zona Integritas di setiap satuan kerja yang berada di bawahnya. “Secara Umum, pencanangan Zona Integritas di PTKIN sudah berjalan selama empat tahun. Saya harap program ZI di IAIN Salatiga ini dapat memajukan kinerja di PTKI khususnya dan di Kementerian Agama pada umumnya,” lanjutnya.

Dirjen Pendis Kemenag menilai bahwa program ZI di IAIN Salatiga harus terus didampingi, dipantau, dan dievaluasi agar jalannya sesuai dengan apa yang diharapkan. “Potensi yang dimiliki IAIN Salatiga ini sungguh luar biasa. Jurnal IJIMS (yang dikelola IAIN Salatiga) mendapat pengakuan dunia dengan menjadi jurnal pertama yang masuk The Best Quartile 1 Scimago Journal Rank. Selain itu IAIN Salatiga juga masuk top five IAIN yang paling diminati di Indonesia. Potensi seperti ini tentunya bisa jadi nilai tambah untuk IAIN Salatiga,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Rektor IAIN Salatiga, Prof. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag mempresentasikan program Zona Integritas di depan tim penilaian Evaluasi ZI Menuju WBK dari Kemenpan RB. Dalam pemaparannya, Prof. Zakiyuddin menjelaskan tentang kerja Tim Pembangunan ZI dan Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan ZI di IAIN Salatiga. Selain itu, disampaikan pula enam area perubahan yang telah dicanangkan, “Enam area perubahan di IAIN Salatiga meliputi Manajemen Perubahan yang dimotori oleh Agen Perubahan Inspiratif; Penataan Tata Laksana yang diaplikasikan dengan menyusun SOP berbasis website dan membangun pelayanan perkantoran berbasis aplikasi online; Penataan Sistem Manajemen diwujudkan dengan melaksanakan perencanaan kebutuhan pegawai berdasarkan Anjab dan ABK, melakukan pola mutasi internal, melakukan pengembangan kompetensi pegawai dengan mengadakan berbagai diklat dan workshop; ada pula Penguatan Akuntabilitas dengan membentuk Tim SAKIP, Penguatan Pengawasan dimanifestasikan dengan mengadakan sosialisasi gratifikasi di setiap unit dan membentuk Satuan Pengawasan Internal; serta Peningkatan Pelayanan Publik dengan membangun budaya pelayanan berbasis online yang transparan dan mudah diakses siapa saja, serta membuat pelayanan terpadu satu pintu.

Selanjutnya Rektor IAIN Salatiga juga memaparkan Top 5 Inovasi yang dikembangkan, antara lain KUMIS AKI (Kantin untuk Mahasiswa IAIN Salatiga-Ajang Kreasi dan Inovasi); Layanan Terpadu (SIAKAD, SISKA, E-Class, SIMONAKU, Tracer Study, SIKEU, E-VERIFIKASI, SINTESA, REPOSITORY, PUSTABIBLIA, SIRENCA, dll); SIMPIS dan SKUADRON (Sistem Informasi Manajemen IAIN Salatiga dan Sistem Absensi Android Online IAIN Salatiga); Green Campus (Pembangunan Sumur Resapan, panel surya, konservasi air permukaan, dan sebagainya); dan SMART LIBRARY (Layanan Difabel berupa Extraordinary Corner, koleksi dalam braile).

Menurut Prof. Zakiyuddin, beberapa strategi menuju WBK dan WBBM yang dilakukan IAIN Salatiga, yaitu membangun budaya melayani; menyediakan sarana dan prasarana yang mencukupi; mengutamakan akuntabilitas, objektivitas, dan transparansi; melakukan pengawasan dan pengendalian mutu layanan; serta pencegahan perilaku korupsi dan diskriminasi. “Reformasi birokrasi di IAIN Salatiga akan menjadi motor untuk memberi pelayanan yang lebih prima. Kami berterima kasih kepada tim dari Kemenpan RB yang telah memberi evaluasi program ZI. Melalui evaluasi tadi, kami akan terus berkembang dan memajukan program ZI. Kami juga berterima kasih kepada tim dari Kemenag yang tidak lelah membimbing dalam menjalankan program ZI menuju WBK,” katanya menutup sesi evaluasi.