51 Tahun, IAIN Salatiga Siapkan Akselerasi Menuju Green Wasathiyah Campus

SALATIGA-Disrupsi lingkungan adalah salah satu isu penting yang muncul karena masifnya revolusi industri beberapa tahun belakangan. Pandemi Covid-19 yang proses penularannya berawal dari kelelawar dengan jelas menerangkan bahwa ada kesalahan manusia dalam mengelola lingkungan dan ada kekeliruan manusia dalam membangun relasi dengan alam. Hal tersebut disampaikan oleh Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. dalam pidato yang diberikan pada Sidang Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-51 IAIN Salatiga, Senin (31/5/2021) di gedung Auditorium dan Student Center Kampus III IAIN Salatiga.

Prof. Zakiyuddin menyampaikan bahwa tema Dies Natalis ke-51 IAIN Salatiga didasarkan oleh adanya disrupsi lingkungan, “Kami memandang penting adanya penegakkan filosofi pembangunan lingkungan kampus berbasis nilai wasathiyah; yaitu equilibrium ekosistem. Filosofi wasathiyah dalam pembangunan green campus memandang alam sebagai subjek, sehingga relasi antara manusia dan alam setara.”

Rektor IAIN Salatiga mengakui proses pembangunan Green Wasathiyah Campus membutuhkan upaya panjang dan bertahap. “Setidaknya, ada enam variabel yang harus dipenuhi, yaitu setting dan infrastruktur yang berkaitan dengan pengaturan kampus dan informasi infrastruktur, yang kedua adalah energi dan perubahan iklim, yakni perhatian kampus terhadap penggunaan energi dan isu perubahan iklim, selanjutnya limbah dan sampah.”

Selain ketiga variabel tersebut, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: sumber daya air, sistem transportasi, dan pendidikan serta penelitian, “Dalam aspek pendidikan dan penelitian, kampus berkepentingan untuk mengupayakan program berkelanjutan dalam mata kuliah, pendanaan penelitian berkelanjutan, publikasi ilmiah tentang sustainability environment, kuantitas acara ilmiah tentang lingkungan, serta jumlah organisasi mahasiswa yang berkaitan dengan hal itu.”

Selanjutnya, Prof. Zakiyuddin juga berpesan agar segenap sivitas akademika bisa mengantisipasi adanya disrupsi sehingga dapat melihat peluang baru di masa yang akan datang. Dirinya mengatakan karena pandemi Covid-19, dunia pendidikan juga mengalami disrupsi. “Karena disrupsi yang terjadi dalam dunia pendidikan, kita diharuskan untuk melakukan transformasi digital. Melalui digitalisasi data dan layanan, lembaga pendidikan tidak akan tertinggal dan ditelan zaman,” ujarnya.

Dirinya menjelaskan bahwa digitalisasi perguruan tinggi merupakan pola kerja dan manajemen kampus dari pola konvesional menuju pola digital yang memudahkan sivitas kampus dalam melakukan berbagai hal, terutama yang terkait dengan pelaksanaan tri darma perguruan tinggi.

“Di hari miladnya yang ke-51, semoga IAIN Salatiga yang sedang berproses alih bentuk menjadi UIN dapat menjadi perguruan tinggi yang menjadi pusat moderasi Islam, kepeloporan sains, teknologi, dan seni untuk keluhuran martabat kemanusiaan,” pungkasnya.

Menurut ketua penyelenggara, Dr. Sidqon Maesur, Lc., M.A., Dies Natalis ke-51 IAIN Salatiga dilakukan dengan terbatas mengingat pandemi Covid-19 masih melanda, “Tahun lalu, pandemi baru saja mulai sehingga kita tidak dapat memperingati dies natalis. Alhamdulillah, tahun ini kita bisa memperingati dies natalis walaupun dengan sangat sederhana dan dalam keadaan terbatas.”

“Saya mengungkapkan banyak terima kasih kepada panitia yang telah bekerja keras sehingga rangkaian dies natalis yang dimulai pada tanggal 24 Mei yang lalu. Untuk menyemarakan Dies Natalis ke-51, IAIN Salatiga menggelar berbagai perlombaan untuk semua sivitas akademika. Perlombaan yang digelar antara lain: lomba memancing, lomba solo vokal, dan lomba menghias tumpeng untuk karyawan serta dosen; lomba video berpantun untuk mahasiswa aktif; dan lomba foto alumni,” katanya dalam laporan.

Pada kesempatan tersebut, dikenalkan pula Dr. Drs. H. Juraidi, M.A., sebagai Kepala Biro Administrasi Umum, Akademik, dan Kemahasiswaan IAIN Salatiga yang baru. Dr. Juraidi menggantikan posisi Drs. Khaeroni yang dilantik menjadi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan pada September 2020.