MAN IC Pekalongan Adakan Studi Wawasan ZI di IAIN Salatiga

SALATIGA-Institut Agama Islam Negeri Salatiga menerima kunjungan Studi Wawasan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani dari Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Pekalongan pada Kamis (27/5/2021). Kepala MAN Insan Cendekia Pekalongan, Khoirul Anam, M.Pd.I. mengatakan bahwa kedatangan timnya ke IAIN Salatiga didasari dari instruksi Kementerian Agama yang menjadikan MAN Insan Cendekia sebagai pilot project pembangunan Zona Integritas.

“Sekjen Kemenag memberi instruksi agar kami belajar pembangunan ZI lebih lanjut kepada IAIN Salatiga. Atas dasar itulah kami berkunjung ke sini. Saya rasa MAN IC Pekalongan harus belajar pembangunan ZI secara total, bukan hanya sekadar seremonial tetapi harus ada follow-up yang menyertai,” lanjut Kepala MAN IC Pekalongan.

Dirinya menilai ilmu yang didapat di IAIN Salatiga akan membawa banyak manfaat, “Ilmu adalah sumber kebahagiaan dunia dan akhirat. Apa yang dibagi oleh IAIN Salatiga kepada satuan kerja lain untuk membangun Zona Integritas adalah bentuk amal jariyah yang pahalanya terus mengalir. Semoga apa yang kami peroleh di sini dapat kami implementasikan secara komprehensif.” Khoirul Anam berharap follow-up kegiatan itu dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk termasuk pembinaan dan penelitian.

Wakil Rektor bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan IAIN Salatiga, Dr. Agus Waluyo, M.Ag dalam sambutannya mengatakan bahwa predikat Wilayah Bebas dari Korupsi yang diraih IAIN Salatiga adalah sebuah tanggung jawab yang besar. “Dalam setiap anugerah terdapat tanggung jawab, termasuk predikat WBK yang kami raih. Dengan menerima predikat WBK, IAIN Salatiga bertanggung jawab untuk mempertahankan predikat tersebut dan meningkatkan prestasi serta bertanggung jawab untuk membagikan ilmu,” ujarnya.

Dr. Agus Waluyo menambahkan bahwa konsep syukur harus diterapkan agar pekerjaan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. “Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani membutuhkan komitmen yang kuat serta semangat untuk mengimplementasikan nilai-nilainya. Kami memandang pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM adalah sebuah kebutuhan, sehingga kami dapat selalu memberi layanan yang prima,” katanya menjelaskan.

“Dengan semangat WBK/WBBM ini, kami akan berusaha memberikan pelayanan prima dan terbaik untuk semua stake holder. Apalagi di era pandemi seperti ini, kami benar-benar berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik. Selain semangat, diperlukan pula komitmen pimpinan agar tercapai nilai-nilai Zona Integritas. Mudah-mudahan silaturahmi ini benar-benar membawa hasil positif dan berdampak pada proses alih status IAIN Salatiga menjadi UIN,” pungkasnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab bersama Kepala Bagian Umum IAIN Salatiga, Diyah Rochati, S.E., M.H. Pada kesempatan tersebut, Diyah menjelaskan bahwa untuk membangun Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bebas Melayani dibutuhkan sinergi semua unsur yang terdapat di satuan kerja. “Sebisa mungkin kami akan membantu dan berbagi ilmu, karena IAIN Salatiga juga telah mendapat SK dari Dirjen Pendis sebagai satuan kerja pendamping pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM,” tambahnya.

Menurut Kepala Bagian Umum IAIN Salatiga yang juga merupakan koordinator lapangan tim ZI IAIN Salatiga tersebut, kunci dalam membangun Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bebas Melayani adalah dengan membangun budaya melayani, menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi, melakukan pengawasan dan pengendalian mutu layanan, mengedepankan akuntabilitas, obyektifitas, dan transparansi, serta melakukan pencegahan perilaku korupsi dan diskriminasi. “Semua hal tersebut tidak akan berarti jika tidak ada dukungan dan teladan dari pimpinan. Komitmen pimpinan turut berperan dalam suksesnya pembangunan ZI menuju WBK/WBBM.

Terakhir, dirinya menekankan pentingnya peran atau kontribusi satuan kerja terhadap masyarakat luas dan menonjolkan inovasi unik yang dapat menggambarkan satuan kerja.