FEBI UIN Walisongo Adakan Benchmarking Zona Integritas dengan IAIN Salatiga

SALATIGA-Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Walisongo mengadakan benchmarking terkait Zona Integritas dengan Institut Agama Islam Negeri Salatiga pada Rabu (26/8). Dekan FEBI UIN Walisongo, Dr. Muhammad Saifullah, M.Ag. dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan kedatangannya adalah untuk menjalin persaudaraan dan belajar pengelolaan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi/ Wilayah Birokrasi Bersih Melayani. “Selain untuk menyambung tali persaudaraan, tentunya kami ingin belajar kepada IAIN Salatiga yang sudah terlebih dulu menerima predikat Wilayah Bebas dari Korupsi. Kami ingin tahu bagaimana seharusnya lembaga dikelola agar bisa masuk jadi Zona Integritas menuju WBK/WBBM,” jelasnya.

Dirinya berharap langkah FEBI UIN Walisongo akan mampu mengikuti jejak IAIN Salatiga, “Semoga kami yang ditunjuk untuk mewakili UIN Walisongo juga bisa jadi WBK dan IAIN Salatiga bisa melanjutkan perjuangan menuju WBBM.”

Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan IAIN Salatiga, Dr. Agus Waluyo, M. Ag. mewakili IAIN Salatiga menyambut kedatangan tim ZI FEBI UIN Walisongo, “Kami tentu merasa bangga dan senang karena sudah dipilih tim ZI FEBI UIN Walisongo untuk belajar bersama terkait Zona Integritas menuju WBK/WBBM. Kami harap kegiatan ini akan memberi dampak positif agar kita dapat terus memberi pelayanan yang prima kepada segenap sivitas kampus.”

Dirinya menjelaskan bahwa sejatinya dengan pembentukan Zona Integritas menuju WBK/WBBM, Kemenpan RB mendorong satuan kerja yang ada di Indonesia untuk memberikan manfaat semaksimal mungkin kepada masyarakat dan linkungan sekitar. “Semangat untuk selalu memberi yang terbaik inilah yang kami gunakan sebagai bahan bakar pembangunan ZI,” ujarnya.

Kepala Biro Administrasi Umum, Akademik, dan Kemahasiswaan IAIN Salatiga, Dr. Juraidi, M.A. menambahkan bahwa substansi dari pembangunan Zona Integritas adalah untuk melaksanakan ajaran Islam dengan benar, “Sebenarnya ZI ini tidak jauh dari bagaimana kita mengamalkan agama, menjadi insan yang bermanfaat bagi sesama. Bedannya kalo di ZI itu harus ada buktinya. Nah, bukti itulah yang harus kita penuhi.”

Mengawali sesi diskusi, Kepala Bagian Umum IAIN Salatiga dan Koordinator Lapangan Zona Integritas, Diyah Rochati, S.E., M.H. mengatakan bahwa proses mencapai Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi pada IAIN Salatiga sudah dilakukan sejak tiga tahun lalu. “Sejak tahun 2018 kami sudah merancang untuk menuju Zona Integritas WBK, namun karena masih terdapat beberapa kekurang pada eviden yang disarankan oleh Kemenag maupun Kemenpan RB akhirnya tidak lolos. Tapi sejak itu kami terus berbenah, hingga di tahun 2020 kami mendapat predikat WBK.”

Dirinya juga menekankan pentingnya pengelolaan media sosial dalam pembangunan Zona Integritas. “Menghidupkan media sosial adalah salah satu kiat penting pembangunan ZI. Inovasi yang kita miliki, budaya kerja yang selalu kita kerjakan harus selalu didokumentasikan,” tambahnya.

Menurutnya, inovasi yang unik bisa menjadi gambaran satuan kerja dan dapat diunggulkan. Selain itu peran Agen Perubahan juga sangat penting dalam pembangunan Zona Integritas di dalam satuan kerja.