Terima Tim ZI FDK UIN Jakarta dan FSH UIN Riau, WR II IAIN Salatiga: Pelayanan Prima Kunci Pembangunan ZI

SALATIGA-Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Perencanaan Institut Agama Islam Negeri Salatiga, Dr. Agus Waluyo, M.Ag. mengatakan bahwa kunci pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani adalah pelayanan yang prima. “Sukses dalam pembangunan Zona Integritas secara umum memiliki dua kunci, yaitu memberi pelayanan yang prima dan inovasi yang bisa menjadi pembeda dan identitas,” ujar Dr. Agus dalam sambutan pembukaan yang diberikan pada kegiatan Benchmarking Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di IAIN Salatiga. Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Rapat Utama Gedung KH. Hasyim Asy’ari Kampus III pada Kamis (2/12/2021) itu diikuti oleh Tim ZI dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sultan Syarif Kasim Riau dan Fakultas Syariah dan Hukum UIN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Wakil Rektor II IAIN Salatiga juga menyampaikan apresiasi kepada tim ZI yang datang berkunjung ke IAIN Salatiga, “Selamat datang di Salatiga. Alhamdulillah, saya selalu bersyukur karena kita diberi kesempatan untuk menyambung tali persaudaraan dan saling belajar. Mari saling belajar, karena saya yakin IAIN Salatiga pun masih harus belajar untuk menyempurnakan berbagai hal.” Lebih lanjut, dirinya mengatakan bahwa pembangunan ZI menuju WBK harus memastikan aspek audit dan perubahan menuju hal yang lebih baik. “Aspek audit harus sudah clear, dan maksimalkan aspek nilai dengan menunjukkan perubahan yang nyata. Harus ada peningkatan signifikan dalam siklus pengembangan Zona Integritas,” jelasnya.

Dr. Agus mengajak tim ZI dari FDK UIN Riau dan FSH UIN Jakarta untuk bersedia belajar bersama. “Yang perlu diasah adalah bagaimana caranya mengekspos capaian instansi secara bombastis namun tetap jauh dari kesombongan,” pungkasnya.

Wakil Dekan II UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Toni Hartono, berharap timnya dapat banyak belajar dari IAIN Salatiga, “Alhamdulillah kita semua dapat berkumpul di sini untuk belajar bersama. FDK UIN Riau ditunjuk menjadi pilot project ZI menuju WBK, karena itu kami ingin belajar kepada IAIN Salatiga yang sudah berpengalaman.” Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Dekan II UIN Jakarta, M. Maksun, “Terima kasih atas kesempatan yang sudah diberikan kepada kami. Kunjungan kali ini kami niatkan untuk berproses menjadi lebih baik. Maka saya meminta bantuan teman-teman di IAIN Salatiga untuk membantu kami merealisasikan reformasi birokrasi.”

Kegiatan selanjutnya adalah pemaparan materi dari Kepala Bagian Umum IAIN Salatiga dan Koordinator lapangan ZI IAIN Salatiga, Diyah Rochati, S.E., M.H. “IAIN Salatiga sudah mencanangkan Zona Integritas menuju WBK sejak 2016. Setelah mendapatkan predikat WBK pada tahun 2020 kami terus melakukan pendampingan kepada satker-satker lain,” ujarnya memulai pemaparan. Pada kesempatan itu, Kabag Umum IAIN Salatiga menjelaskan berbagai hal dalam pengembangan dan pembangunan reformasi birokrasi Zona Integritas menuju WBK maupun WBBM. Menurut Diyah, selain harus fokus terhadap evidens, satker yang maju dalam pembangunan ZI WBK/WBBM harus menghadirkan inovasi yang bisa menjadi ciri khas.

Menambahkan apa yang disampaikan oleh Kabag Umum, Kasubbag Tata Usaha, Humas, dan Rumah Tangga IAIN Salatiga, Muh. Amin S.Ag, M.M. mengatakan bahwa survei dalam pembangunan ZI juga perlu diperhatikan. “Kunci dari survei yang baik adalah jangan sampai membuat mahasiswa kecewa. Dukung mahasiswa sepenuhnya, pastikan sarana dan prasarana untuk mahasiswa tersedia dengan baik. Hal itu akan mengurangi opini mahasiswa,” jelasnya.

Pada sesi diskusi dijelaskan pula bahwa IAIN Salatiga menanamkan budaya kerja untuk selalu memberi pelayanan yang baik, “Ada atau tidak ada predikat WBK, kami akan tetap memberikan pelayanan yang terbaik.” Menurut Amin, ada tiga poin penting dalam pembangunan Zona Integritas, yaitu kualitas layanan, komitmen anti-korupsi, dan sarana serta prasarana yang baik.