Hari Bumi, Mapala UIN Salatiga Gelar Seminar Nasional

Dalam rangka memperingati Hari Bumi 2022, Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) Universitas Islam Negeri Salatiga menggelar Seminar Nasional bertema Suatu Titik Balik dalam Lingkungan. Seminar Nasional yang diselenggarakan atas kerja sama MAPALA UIN Salatiga dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jawa Tengah tersebut diadakan pada Sabtu (4/6) di Auditorium KH. Hasyim Asy’ari Kampus III UIN Salatiga.

Pemateri kegiatan itu, Mina Nusanti, S.T., memberi materi terkait cara bijak mengelola sumber daya alam demi menyelamatkan generasi selanjutnya. Menurutnya, sumber daya alam harus dimanfaatkan dan dilestarikan generasi sekarang demi kepentingan generasi mendatang. “Seharusnya pemenuhan kebutuhan generasi sekarang tidak mengorbankan kebutuhan generasi yang akan datang,” ujarnya lebih lanjut.

Menurut Mina, penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dasar harus meminimalisasi penggunaan sumber daya alam, bahan beracun, dan emisi dari buangan, “Kita harus memikirkan proses produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. Hal ini agar hidup kita tidak membahayakan kebutuhan generasi yang akan datang.”

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memenuhi proses produksi dan konsumsi yang berkelanjutan adalah dengan membuat mengubah minyak jelantah menjadi biodiesel, bahan baku kimia, industri beton, atau sabun. “Produksi berkelanjutan dapat dilakukan dari hal kecil yang dekat dengan kita, misalnya saja kita sosialisasikan kepada pengrajin batik untuk mengganti bahan-bahan sintetis dengan bahan-bahan yang ada di alam. Hal lain yang bisa dilakukan antara lain adalah dengan mengganti styrofoam menggunakan bahan biodegradable foam yang ramah lingkungan, menggunakan bambu sebagai bahan pengganti kayu untuk perlengkapan rumah tangga, menggunakan peralatan pembersih yang ramah lingkungan, dan mendaur ulang botol bekas,” jelasnya di hadapan para peserta.

Selain itu, dirinya juga menekankan pentingnya memanfaatkan halaman rumah sebagai kebun pangan dan berbelanja di toko yang menerapkan konsep zero waste, “Memanfaatkan halaman rumah dengan menanam tanaman pangan dapat memotong rantai distribusi emisi karnon dan dalam jumlah yang lebih besar dapat menyediakan ketersediaan yang mendukung ketahanan pangan. Sedangkan membeli kebutuhan di toko yang menerapkan zero waste akan mendorong konsumen untuk hanya membeli produk yang diperlukan.”

Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari Kaprodi Perencanaan Wilayah dan Kota UNISSULA Semarang, Dr. Mila Karmilah, S.T., M.T. yang menyampaikan mengenai Pembangunan Tata Ruang Kota yang Baik. “Mudahnya, rencana tata ruang harus sesuai dengan empat asas, yaitu: kesesuaian pemanfaatan ruang, kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, sinergi wilayah, serta demokrasi ruang,” urainya.

Sedangkan pemateri terakhir, Furqan, S.Fil., menjelaskan mengenai efek domino dari krisis iklim. Furqan menilai adanya krisis lingkungan/iklim akan menghadirkan krisis lain seperti krisis ekonomi, kesehatan, ketahanan pangan, hingan krisis dalam keadilan sosial dan HAM.