KKN IAIN Salatiga Selenggarakan Workshop Thaharah dan Pendidikan Seksualitas Usia Dini

PURWOREJO-Mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) IAIN Salatiga Desa Pekutan, Kabupaten Purworejo menyelenggarakan workshop Thaharah dan Pendidikan Seksualitas Usia Dini, Minggu (13/02/2022) di Balai Kemasyarakatan Desa Pekutan Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo.

Kegiatan yang mengusung tema “Membangun Kualitas Beragama dan Kesehatan Generasi Muslim” tersebut diikuti oleh remaja dan siswa Taman Pendidikan Al Qur’an Desa Pekutan. Hadir sebagai narasumber Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga, Rini Verary Shanthi, M.Si. dan mahasiswa prodi Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga, Rizky Maulana Aziz.

Rini Verary dalam paparannya menyampaikan bahwa anak atau remaja membutuhkan edukasi tentang seksualitas secara tepat dan terarah, “Pendidikan seks diperlukan agar mereka memahami tentang diri sendiri serta mampu terhindar dari penyimpangan seksual”.

“Perkembangan usia membuat anak ingin tahu tentang hal yang berkaitan dengan seks. Keingintahuan tersebut seringkali tidak teratasi dengan baik karena mereka canggung untuk bertanya kepada orang yang lebih tua. Tidak hanya itu, terkadang orang tua pun merasa tabu untuk menjelaskan hal-hal mengenai pendidikan seksual kepada anak-anaknya.”

Terakhir, Rini menambahkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan organ tubuh yang dialami pada masa pubertas melibatkan beberapa hormon yang membuat tubuh mengalami perubahan baik secara fisik maupun emosional. “Perubahan pada tubuh manusia saat memasuki usia baligh adalah hal yang wajar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Pesan saya, sikapi hal itu dengan tepat, berkonsultasilah dengan orang tua jika ada yang ingin ditanyakan,” pungkasnya.

Pada kesempatan tersebut, juga diadakan pemaparan dan praktik thaharah oleh mahasiswa prodi Pendidikan Agama Islam, Rizky Maulana Aziz. Dirinya menjelaskan bahwa bertharah dengan baik dan benar akan menjaga integritas dan membantu memahami batasan yang harus dijaga.

“Pada dasarnya thaharah dan pendidikan seksual bukan tentang mengajari bagaimana melakukan seks tetapi memberikan pemahaman tentang organ-organ seksual yang ada pada diri anak, serta perubahan apa yang terjadi, sehingga mereka mampu memahami dan menyikapi dengan baik dan mengetahui tata cara bersuci dengan benar”.

Kepala Desa Pekutan, Fajar Basuki menyambut baik adanya kegiatan itu. Menurutnya workshop tersebut dapat menjadi bekal yang sangat penting untuk anak-anak Desa Pekutan. “Generasi milenial perlu mendapatkan bimbingan dan ilmu sesuai tema workshop, sebab pengaruh digitalisasi membuat anak bebas mengakses apapun. Sehingga landasan ilmu yang tepat membuat anak tidak salah melangkah,” ujar Fajar.