Training Pers Mahasiswa LPM Dinamika

Dalam sejarahnya pers selalu tampil eksentrik di tengah masyarakat sebagai pendobrak kebekuan budaya. Sehingga pers tidak bias ditekan secara permanent. Sejarah Indonesia telah membuktikannya, mulai dari sejarah Sumpah Pemuda terinspirasi oleh tulisan para intelektual muda baik di Belanda maupun di Indonesia, perjuangan kemerdekaan, revolusi hingga reformasi 1998, tak bias dilepaskan dari peran pers. Dengan demikian, jornalisme media memainkan peran penting bagi perbuahan masyarakat.
LPM Dinamika, seabagai wadah pers mahasiswa berusaha mengambil peran itu dengan menyelenggarakan Pelatihan Pers Mahasiswa Tingkat Dasar (PPMTD) pada Sabtu, 19 November 2011, sebagai gerbang awal memasuki dunia jurnalistik di kampus. Acara diadakan di gedung PKM lantai 2 Kampus 1 STAIN Salatiga. Acara dibuka oleh Puket 3 bidang kemahasiswaan, Agus Waluyo, M.Ag, yang mengharapkan agar dari latihan ini dihasilkan tulisan dari ide-ide serta gagasan segar yang bias dibaca oleh banyak kalangan.


Acara menghadirkan Ahmad Dimyati, mantan aktivis LPM Dinamika yang pernah menjabat sebagai ketua periode 1997-2000 di masa reformasi. Sebagaimana dikemukakan dalam awal tulisan ini, Ahmad Dimyati juga menyoroti peran strategis pers dari aspek sejarahnya. Sedngkan pembicara kedua adalah Surya Zuli, wartawan Suara Merdeka, yang dianggap sebagai praktisi ayng sudah malang melintang dalam dunia pers. Ia diharapkan membagikan motivasinya kepada para peserta yang berjumlah 35 terdiri dari berbagai program studi di STAIN Salatiga.
Kiki, staff LPM Dinamika , mengatakan bahwa acara ini adalah langkah awal untuk mengkader mahasiswa di bidang jurnalisme sebelum memasuki tahap pelatihan tingkat lanjut. Acara akan dihelat selama 4 hari dengan pembagian; 2 hari materi, 1 hari terjun ke lapangan untuk praktek dan 1 hari kunjungan ke redaksi Harian Kedaulatan Rakyat di Jogja. (SG)