Biro Konsultasi Tazkia Studi Banding Ke UPI Bandung : Mahasiswa disambut, Dilayani dan diantar

Dalam rangka meningkatkan profesionalisme pelayanan kepada mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya, pada tanggal 5 – 7 Desember 2011 biro konsultasi psikologi Tazkia melakukan studi banding ke pondok pesantren terapi narkoba Suryalaya Tasikmalaya dan Univesitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Kegiatan itu dipimpin langsung direktur Tazkia, Dra. Hj. Lilik Sriyati, M.Si., dengan diikuti oleh 8 pengurus Tazkia.

Tujuan kegiatan itu untuk memperkokoh tim Biro Tazkia dalam memberikan pelayanan dengan pendekatan umum maupun religius, disamping itu sebagai langkah awal dalam mewujudkan pembentukan prodi Bimbingan dan Konseling Islam di STAIN Salatiga.

Kunjungan pertama dilakukan di ponpes Suryalaya, yang disambut langsung oleh pengasuh Suryalaya, KH. Zaenal Abidin Anwar. Dalam kesempatan itu beliau menuturkan 4 pilar solusi bagi penyembuhan pasien narkoba, yakni harmonisnya pribadi, keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Hal utama yang dilakukan untuk menyembuhkan pecandu narkoba adalah mengembalikan kesadaran tentang hakekat penciptaan manusia melalui pendekatan dzikir. Untuk mengobati pecandu narkoba ditempatkan dalam “inabah”, yakni rumah khusus untuk para pecandu narkoba. Salah satu ritual yang harus dijalani oleh pengguna narkoba di Suryalaya adalah mandi tengah malam pukul 02.00 dilanjutkan sholat taubat 2 rakaat, tahajud 12 rakaat diakhiri witir 11 rakaat, setelah itu dilanjutkan dzikir hingga menjelang subuh.

Setelah mendapat bekal ilmu dalam mengangani pecandu narkoba menggunakan pendekatan spiritual melalui metode dzikir,  pengurus Tazkia melanjutkan perjalanan ke UPI Bandung. Di universitas terbesar di Bandung itu pengurus Tazkia diterima dengan hangat oleh unit Layanan Bimbingan dan Konseling UPI Bandung. Prof. Dr.  Juntika Nurihsan, M.Pd sebagai Ketua UPT Layanan Bimbingan dan Konseling UPI Bandung menyambut kedatangan peserta studi Banding dengan suasana kekeluargaan. Beliau memaparkan, memberikan pelayanan kepada mahasiswa untuk persoalan non akademik lebih merepotkan dan membutuhkan kerja keras semua civitas akademika di perguruan tinggi. Di UPT Layanan Bimbingan dan Konseling UPI dalam memberikan layanan kepada mahasiswa berpedoman pada tiga prinsip, disambut, dilayani dan diantar.

Mahasiswa yang baru masuk akan disambut dengan diberikan program yang mampu digunakan oleh mahasiswa untuk mengenal dirinya, mengenal kampus dan lingkungan, serta mengenal bakat dan potensi yang dimilikinya. Disambut disini tidak hanya sekedar memberikan orientasi kampus semata, tetapi lebih ditekankan pada pemahaman sebagai mahasiswa dengan segala konsekwensi hak dan kewajibanya.

Dalam proses belajar di kampus, mahasiswa dilayani dengan program yang bisa mendukung mahasiswa untuk berkembang sesuai dengan potensi, bakat dan keunikan yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa. Sementara itu ketika hendak meninggalkan dunia kampus atau sebelum wisuda mahasiswa dibekali dengan pemahaman karir di dunia luar, baik karir dalam pengertian konvensional maupun karir dalam pengertian yang lebih luas.

Disamping tiga prinsip itu, yang dikembangkan oleh UPT Layanan Bimbingan dan Konseling UPI Bandung dalam memberikan layanan kepada mahasiswa dengan memantau tempat kos dari masing-masing mahasiswa. Pola yang dilakukan adalah dengan melakukan koordinasi dengan tokoh masyarakat atau RT/RW tempat mahasiswa bertempat tinggal. UPI selalu menitipkan kepada warga sekitar kampus untuk selalu memantau aktifitas yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswanya(Wahidin).