Ma’had al-Jami’ah IAIN Salatiga sambut Ramadhan dengan Tabligh Akbar

Ma’had al-Jami’ah IAIN Salatiga menyelenggarakan Tabligh Akbar dan Harlah dalam rangka akhirussanah dan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan bersama KH. Yusuf Khudori (Gus Yusuf) pengasuh Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API), Tegalrejo, Magelang, Kamis, 19 Mei 2016. Acara berlangsung di lapangan kampus 2 IAIN Salatiga dan diikuti oleh Mahasiswa Ma’had dan Wali Mahasiswa.

Acara ini juga dihadiri oleh Walikota Salatiga yang diwakili oleh bapak Drs. Musta’in, para pejabat di kota Salatiga, para kyai dan tentu saja Rekor IAIN Salatiga, Para Wakil Rekor, Para Dosen, Direktur Ma’had dan Pengasuh Ma’had.

Rangkaian acara diawali dengan penampilan yang apik dari group music Suara Kalimasada dan tari Saman oleh mahasantri Ma’had al-Jami’ah IAIN Salatiga. Penampilan ini mengundang tepuk tangan yang meriah dari para hadirin.

Susunan acara dibawakan dengan 3 bahasa, Arab, Inggris dan Indonesia oleh mahasantri Ma’had al-Jami’ah. Diawali dengan pembukaan, dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an, sambutan wakil wali mahasiswa, sambutan rektor, sambutan walikota dan tausiah oleh Gus Yusuf, kemudian ditutup dengan do’a oleh KH. Tadzakir Mansur.

Dalam sambutannya, Rektor IAIN Salatiga menyampaikan bahwa lembaga akan terus berupaya mengembangkan fasilitas untuk ma’had dan jika sesuai rencana, kampus 2 ini akan menjadi pusat ma’had mahasiswa karena nanti kampus terpadu ada di Kampus 3, Jalan Lingkar Selatan, Pulutan, Salatiga. “kami berusaha dan terus mengupayakan untuk melengkapi fasilitas ma’had menjadi lebih baik, dan kampus 2 ini nanti rencananya akan dijadikan sebagai pusat ma’had, karena kami sedang membangun kampus 3, kampus terpadu di JLS Pulutan”, ujarnya.

Rektor juga menambahkan bahwa dengan adanya ma’had, mahasiswa IAIN nantinya tidak hanya menjadi cerdas secara intelektual namun juga secara spiritual dan emosional. Para mahasiswa juga diharapkan menjadi kader ulama atau kyai di masa depan. Dengan didikan di ma’had hal ini akan bisa terwujud. Mahasiswa sekaligus mahasantri akan bisa melaksanakan tiga prinsip belajar, yaitu learning to know, learning to do dan learning to be.

Sementara itu dalam tausiahnya, Gus Yusuf menyampaikan nilai-nilai pendidikan karakter di ma’had yang sangat baik untuk selalu dijaga diimplementasikan dalam kehidupan. “Ma’had atau pesantren tidak hanya melaksanakan ta’lîm atau dalam bahasa Jawa disebut aweh weruh (transfer of knowledge), akan tetapi juga memberikan tarbiyah yaitu pendidikan yang sangat memperhatikan karakter dan akhlaq mulia santri.

di antara ciri-ciri dari santri yang harus dijaga menurut gus Yusuf yaitu: tawadhu’ (rendah hati), mujâhadah dan riyâdhatunnafs dengan memperbanyak dzikir, shalawat, shalat malam dan puasa.