Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Bandung Adakan Benchmarking dengan IAIN Salatiga

SALATIGA-Tim Zona Integritas Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung melakukan benchmarking dengan Institut Agama Islam Negeri Salatiga pada Senin (8/3/2021). Dalam sambutannya, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Bandung, Dr. Dindin Jamaludin, M.Ag menyatakan bahwa Tim Zona Integritas dari FTK UIN Bandung sedang mempersiapkan visitasi yang akan dilakukan oleh tim dari Inspektorat Jenderal, “Kami merasa perlu belajar mengenai pembangunan Zona Integritas kepada IAIN Salatiga. Apalagi dalam waktu dekat kami akan menerima visitasi dari Inspektorat Jenderal. ”

Menurutnya IAIN Salatiga sudah selangkah lebih maju dalam bidang pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bebas Melayani. “Kami harap bisa belajar dan membawa ilmu/informasi yang berguna bagi pembangunan Zona Integritas di satuan kerja kami. Sebelumnya kami juga pernah belajar mengenai jurnal ilmiah bereputasi kepada IAIN Salatiga,” ujarnya.

Rektor IAIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag menjelaskan bahwa hal terpenting dalam pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM adalah komitmen dan leadership, “Kunci utama dalam hal ini adalah komitmen seluruh sivitas akademika untuk mewujudkan Zona Integritas menuju WBK/WBBM dan bagaimana pimpinan dapat menyatukan visi tersebut.”

Selanjutnya Prof. Zakiyuddin memberi penjelasan mengenai tiga poin utama dalam pembangunan Zona Integritas, “Tiga poin utama yang harus diperhatikan adalah birokrasi yang efektif, birokrasi yang bersih, dan layanan publik yang prima. Selain itu perlu pula dilakukan sosialisasi hingga tingkat terbawah, jadi semua sivitas akademika merasa memiliki dan berkontribusi dalam program pembangunan ZI. Pelayanan maksimal dan prima adalah sebuah keniscayaan, dapat anugerah WBK/WBBM itu hanya side effect. Jika kita sudah memberikan yang terbaik, survei pun akan mengikuti.”

Dirinya menilai pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM adalah tugas berat Kementerian Agama secara keseluruhan, “Jalan menuju predikat WBK/WBBM mungkin susah, tetapi semua mungkin jika dilakukan disertai kemauan yang tinggi. Kerja keras ini adalah salah satu upaya agar PTKIN tidak dipandang sebelah mata.”

Wakil Rektor bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan IAIN Salatiga, Dr. Agus Waluyo, M. Ag menambahkan bahwa prinsip yang dipakai IAIN Salatiga adalah branding diri yang kuat. “Kami sadar diri bahwa SDM kami masih terbatas, masih kecil dibanding institusi lainnya. Maka dari itu kami harus mencari apa yang unik. Keunikan tersebut lantas dibranding dengan kuat agar jadi distingsi yang menjadi nilai jual,” katanya.

Dengan semangat itulah IAIN Salatiga bertumbuh, “Memang semua butuh proses dan harus pelan-pelan, tapi dari perjuangan itulah kami dapat bersyukur atas semua capaian,” pungkas Agus.