Ganjar Pranowo: Kunci Bangun Peradaban adalah Peduli

SALATIGA-Menumbuhkan sikap peduli adalah salah satu kunci untuk membangun dan menjaga peradaban. Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga, Kamis (12/8/2021).

“Menjaga peradaban juga perlu dilakukan di masa pandemi. Di saat-saat genting dan susah seperti sekarang, kita harus menguatkan solidaritas dan membantu sesama. Apalagi teman-teman sudah menjadi mahasiswa, artinya banyak hal yang bisa dilakukan untuk berkontribusi pada masyarakat. Contoh kecilnya seperti gotong royong dalam masa pandemi, jika ada yang terpapar, kita bantu sebisa kita, jangan malah dikucilkan. Beri aksi nyata untuk bantu sesama,” jelasnya kepada peserta PBAK yang mengikuti kegiatan melalui aplikasi zoom meeting dan live YouTube.

Lebih lanjut Ganjar mengatakan bahwa masyarakat terutama para mahasiswa dapat membantu menangani pandemi dari hal-hal kecil, “Peduli itu tidak harus melakukan hal-hal yang besar. Kita bisa peduli dan membantu penanganan pandemi dari hal sesederhana disiplin menjalankan protokol kesehatan. Dengan disiplin memakai masker saat di luar rumah, itu artinya kita tidak egois dan membantu memutus mata rantai persebaran virus.”

Gubernur Jawa Tengah menilai mahasiswa bisa mulai membangun peradaban dengan mindset positif dan menghormati orang lain. “Teman-teman dapat menyampaikan kritik dan saran. Tapi ingat gunakan bahasa yang baik, dan tentunya harus sopan. Hormati orang tua, cintai bangsa-negara, serta adil terhadap sesama,” tambahnya. Dirinya juga berpesan kepada peserta PBAK untuk meningkatkan literasi agar tidak mudah percaya berita bohong/hoaks.

Pada kesempatan tersebut hadir pula Sabrang Mowo Damar Panuluh atau yang lebih dikenal dengan Noe Letto. Ia mengingatkan mahasiswa untuk bijak dalam menggunakan media sosial, “Dalam menjalani kehidupan, termasuk kehidupan di sosial media, kita harus memperhatikan nilai, etika, dan moral. Nilai itu informasi yang ada dalam sebuah kegiatan, moral adalah nilai yang mengajarkan baik dan buruk, sedangkan etika adalah kemauan serta aksi dari moral dan nilai.

Menurut Sabrang perubahan pada masyarakat bisa terjadi jika mereka mau melanhkah dan melakukan perubahan. “Mahasiswa sebagai ethic force harus jadi garda depan untuk memulai perubahan,” pungkasnya.

PBAK FTIK IAIN Salatiga diadakan selama dua hari hingga Jumat (13/6). Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga, Prof. Dr. Mansyur, M.Ag. mengucapkan selamat datang kepada para mahasiswa baru, “Selamat memulai perkuliahan untuk Anda semua. Anda adalah pribadi-pribadi beruntung yang berhasil menyisihkan ribuan calon mahasiswa yang daftar di IAIN Salatiga.”