INOVASI DI TENGAH PANDEMI, PRODI BKPI IAIN SALATIGA LAUNCHING APLIKASI KONSELING ONLINE “CATARSIA”

SALATIGA-Layanan konseling dan bantuan psikologis pada umumnya dilakukan secara tatap muka. Konseli duduk dengan nyaman, berkomunikasi dengan hangat, dan mencurahkan isi hati bersama dengan konselor profesional. Tetapi layanan tatap muka seperti itu susah dilakukan di tengah kondisi pandemi yang mengharuskan masyarakat membatasi segala kegiatan yang melibatkan kontak fisik. Kondisi tersebut tentu membuat kebingungan para konseli/orang yang membutuhkan layanan psikologis.

Konselor dituntut lebih kreatif untuk menjawab tantangan yang hadir selama pandemi, salah satunya dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk mengoptimalkan layanan konseling dan bantuan psikologis lainnya. Layanan konseling yang dilaksanakan menggunakan media elektronik disebut dengan cybercounseling.

Istilah lain untuk menyebut cybercounseling adalah konseling online. Melalui konseling online, orang yang membutuhkan layanan konseling dapat berkomunikasi dengan konselor melalui ponsel pintarnya masing-masing.

Sebenarnya, konseling online di Indonesia sudah mulai populer diperbincangkan pada tahun 2000-an. Sedangkan di Amerika metode tersebut telah dirintis dari tahun 1960-an dengan aplikasi pertama disebut ELIZA. Semenjak digaungkan konseling online di Indonesia, mulai banyak riset-riset yang berkaitan dengan konseling online.

Beberapa media konseling online juga mulai dikembangkan, seperti: website dan aplikasi android. Konseling online memiliki beberapa manfaat, diantanya: kemudahan akses, fleksibilitas waktu layanan, dan juga tidak terbatas jarak. Selain manfaat tersebut, konseling online juga terbukti dapat menjawab tantangan perkembangan zaman yang terus mengembangkan teknologi. Tak ayal pada masa pandemi seperti sekarang, layanan bantuan psikologis harus tetap berjalan melalui pemberdayaan media elektronik.

Prodi Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam (BKPI) FTIK IAIN Salatiga memiliki tanggung jawab secara akademis untuk memberikan layanan bantuan psikologis. Besarnya tanggung jawab itu menstimulus prodi BKPI untuk membuat sebuah terobosan inovatif berupa aplikasi konseling online berbasis android.

Aplikasi tersebut diberikan nama “Catarsia”. Nama Catarsia diambil dari istilah psikologis “catharsis” yang maknanya adalah melepaskan keluh kesah yang tersimpan di dalam batin. Besar harapan melalui aplikasi Catarsia, orang dapat mencurahkan segala masalah yang mengganggu sehingga dapat menjalani hidup dengan efektif.

Aplikasi Catarsia merupakan aplikasi layanan psikologis berbasis android yang dapat diakses melalui telepon pintar. Beberapa fitur yang disediakan adalah konseling, konsultasi, bimbingan kelompok, biblioterapi, musik relaksasi, video motivasi, dan quotes.

Melalui Catarsia, masyarakat bisa mendapat konseling dari konselor-konselor ahli di bidangnya yang siap membantu secara profesional. Aplikasi tersebut dapat diunduh melalui halaman resmi prodi BKPI (http://bkpi.tarbiyah.iainsalatiga.ac.id/). Aplikasi Catarsia diharapkan dapat membantu para mahasiswa dan masyarakat yang membutuhkan layanan psikologis.

Catarsia diluncurkan secara resmi oleh Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga, Prof. Dr. Mansur, M.Ag. pada acara Ngobardos #3 yang dilaksanakan Jumat (15/10/2021).  Kegiatan yang menggandeng Forum BKPI Nasional tersebut diikuti oleh mahasiswa, dosen, praktisi, pemerhati BK, dan masyarakat umum dari berbagai daerah baik dalam ataupun luar Jawa.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Mansur, M.Ag. menegaskan bahwa aplikasi Catarsia adalah sebuah inovasi yang hebat dalam bidang bimbingan dan konseling, “Di masa pandemi seperti sekarang, semua kegiatan telah batasi maka layanan yang bersifat psikologis harus dilakukan melalui media komunikasi maya. Catarsia, menjawab tantangan tersebut, dengan menghadirkan fitur-fitur yang dapat membantu para mahasiswa dan masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan.”

Ide pengembangan aplikasi Catarsia tersebut diinisiasi oleh salah satu dosen BKPI IAIN Salatiga, Abi Fa’izzarahman Prabawa, M.Pd. yang memiliki fokus penelitian di bidang cybercounseling. Beberapa hasil riset dan artikelnya mengenai cybercounseling telah dipublikasikan dalam jurnal ataupun prosiding. Besar harapan Catarsia memberikan kontribusi besar bagi masyarakat yang membutuhkan layanan psikologis, utamanya di masa pandemi.