Evaluasi Penilaian Zona Integritas menuju WBBM, Rektor IAIN Salatiga Tekankan Pentingnya Pelayanan Prima

Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag menekankan pentingnya pelayanan prima yang ada di lingkungan kampus. Hal tersebut disampaikan pada Evaluasi Penilaian Zona Integritas menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani yang diadakan secara online pada Senin (01/11). “Proses IAIN Salatiga untuk mendapat predikat WBBM ini sejalan dengan proses alih status menjadi UIN dan satuan kerja BLU. Dengan manajemen dan akuntabilitas yang baik, upaya untuk bertranformasi menjadi UIN dan satker BLU berpredikat WBBM akan menciptakan sinergi kuat. Sinergi tersebut akan menjadi bahan bakar agar IAIN Salatiga dapat memberi pelayanan yang lebih baik dan prima,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Zakiyuddin memimpin tim Zona Integritas IAIN Salatiga menyampaikan presentasi dan menjawab pertanyaan dari tim evaluator Kementerian PAN-RB. Salah satu hal yang disampaikan adalah peran Agen Perubahan di lingkungan IAIN Salatiga, “Setelah pada tahun 2020 kami mendapat predikat satuan kerja Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi, kami terus menggenjot perbaikan dan pelayanan. Pelayanan-pelayanan itu digerakkan oleh para Agen Perubahan kami. Peran Agen Perubahan terus kami optimalkan.”

Menurut Rektor IAIN Salatiga, untuk mengoptimalkan layanan, IAIN Salatiga melalui Agen Perubahan terus melakukan inovasi. “Kalau kemarin kami baru memiliki satu Agen Perubahan, saat ini kami memiliki delapan Agen Perubahan baru. Agen Perubahan baru tersebut siap menghasilkan inovasi di berbagai bidang,” katanya.

Selain Kepala Bagian Umum IAIN Salatiga, Diyah Rochati, S.E., M.H. yang sebagai pelopor, penggerak, dan pendamping pembangunan Zona Integritas di IAIN Salatiga dan di satker lain, Agen Perubahan yang ada di IAIN Salatiga antara lain: Prof. Zakiyuddin, berperan dalam pengembangan jurnal internasional; Prof. Budiyono, berperan dalam pengembangan Inovasi dalam Pembelajaran Berbasis Website Open Source Materi; Muh. Amin, MM., berperan dalam pembentukan Green Campus; Wiji Suwarno, M.Hum., berperan dalam pembentukan layanan perpustakaan ramah difabel; Bimo Haryo, M.Kom., berperan dalam pengembangan aplikasi SMART IAIN Salatiga; M. Yusuf, M.H., berperan dalam Pendampingan Bantuan Hukum Masyarakat; Dr. Ahmad Sultoni, M.Pd berperan dalam Bidang Konseling dan Terapi Psikologi; serta Zidnie Ilman, M.Pd berperan dalam inovasi bidang sosialisasi.

Lebih lanjut evaluator menanyakan mengenai sikap IAIN Salatiga dalam menerapkan pembelajaran Kampus Merdeka yang diinisiasi oleh Kemendikbud. Menjawab pertanyaan tersebut, Rektor IAIN Salatiga menyampaikan bahwa selain membuat pedoman sesuai dengan ketetapan dari Dirjen Pendis, IAIN Salatiga juga menerapkan kebebasan pemilihan mata kuliah untuk para mahasiswa, “Saat ini ada sekitar 20 orang mahasiswa IAIN Salatiga yang mengikuti program Kampus Merdeka dan belajar di USM Sabah Malaysia. Biaya pendidikan di sana ditanggung oleh kampus. Selain itu kami juga membebaskan mahasiswa untuk mengambil mata kuliah yang sama di fakultas berbeda atau mengambil mata kuliah sama di PTKIN lain.”

Evaluator juga menanyakan beberapa hal mengenai inovasi yang dilakukan oleh fakultas. Salah satu inovasi unggulan dari fakultas adalah Pemetaan Desa Digital yang dilakukan oleh Fakultas Dakwah IAIN Salatiga. Aplikasi tersebut dapat membantu pemerintah desa untuk menggunakan data dengan baik agar program-program yang diadakan tepat sasaran. Selanjutnya, Inovasi yang sudah dipakai di beberapa desa di Salatiga dan sekitarnya tersebut akan dikembangkan menjadi Sistem Informasi Desa.